"Tadi kita operasi, rahangnya bermasalah itu. Operasi karena terdapat retak rahang bawah," kata Karumkit Bhayangkara Polda Sulsel, Kombes Farid Armansyah, kepada detikcom, Rabu (9/10/2019).
Menurut Kombes Farid, AKP Pandu beserta dua orang anggotanya langsung dilarikan ke RS Bhayangkara pada Minggu (6/10) malam, tidak lama setelah diburu napi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Disinggung apakah rahang AKP Pandu retak karena pukulan atau terjatuh, Kombes Farid mengaku belum bisa memastikan.
"Kita sih, kalau dari sisi medis, karena benda tumpul aja itu di rahangnya. Benda tumpul itu macam-macam, karena batu kek, balok kek, (belum bisa dipastikan), kecuali visum bisa lebih detail lagilah," ucap Farid.
AKP Pandu beserta dua anggotanya datang dari Majene, Sulbar, menuju Lapas Maros untuk mendalami kasus penipuan via media sosial yang mengatasnamakan Kapolres Majene. Pelaku diduga napi yang berada di dalam Lapas Maros.
"Itu penipuan menggunakan media sosial mengatasnamakan pejabat (termasuk saya), minta dana, nah itu mengerucut kepada orang yang di dalam (Lapas Maros), yang menjalani pidananya," sebut Kapolres Majene AKP Asri Effendy saat dimintai konfirmasi terpisah.
Baca juga: 3 Polisi Diduga Dipukuli Napi di Lapas Maros |
Menanggapi insiden pengeroyokan ini, Kalapas Kelas IIA Maros, Indra Setiabudi, menegaskan tidak ada pemukulan. Dia menyebut kericuhan yang terjadi pada Minggu (6/10) kemarin, tidak berlangsung lama. Bahkan penghuni lapas kembali beraktivitas biasa usai kejadian itu.
"Nggak ada pemukulan, kalau terjadi pemukulan berarti kematian itu. Karena 600 lawan tiga. Cuma dikejar pakai batu ke luar (Lapas)," kata Indra.
"Nggak ada pemukulan, kalau terjadi pemukulan berarti kematian itu. Karena 600 lawan tiga. Cuma dikejar pakai batu ke luar (Lapas)," kata Indra.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini