"Saat itu keadaan jiwanya amat trauma dipukuli massa secara sehingga psikologis nggak mungkin. Kabarnya dibantu diselamatkan oleh pengurus masjid. Dalam hal ini, tanyakan saja ahlinya, yakni ahli jiwa. Jadi bisa jadi dia Ninoy membual dan 'halu' (halusinasi) atau mengarang," kata Kadiv Hukum PA 212 Damai Hari Lubis kepada wartawan, Selasa (8/10/2019).
Damai menyarankan agar penyidik melibatkan ahli medis untuk menyembuhkan trauma yang dialami Ninoy. Damai lantas mencontohkan kejanggalan pemanggilan rekannya Novel Bamukmin.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ninoy sebelumnya menepis keraguan PA 212 atas kesaksiannya terkait peristiwa penganiayaan dan penyekapan yang dialaminya. Ninoy menegaskan keterangannya kepada polisi adalah fakta sebenarnya yang dia alami dan dia rasakan pada saat kejadian.
"Jadi ya seperti itulah yang saya alami, saya yang mengalami, ya seperti itulah yang saya alami," jelas Ninoy saat dihubungi detikcom, Selasa (8/10).
Ninoy menyebutkan dia menyampaikan peristiwa yang dialaminya ke penyidik sesuai dengan fakta sebenarnya.
Meski begitu, Ninoy memang tidak mengetahui satu per satu nama-nama para pelaku yang menganiayanya. Ninoy hanya mengenali muka dan ciri-ciri para pelaku, salah satunya seperti sosok 'habib' yang belakangan diketahui berinisial IA.
"Saya kenali muka, tapi nama saya nggak ingat. Karena disebut 'habib', karena mereka-mereka memanggil habib dan penampilannya mencolok," lanjutnya.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini