Temuan Tulisan soal Abdul Basith Jadi Awal Penganiayaan Ninoy di Masjid

Temuan Tulisan soal Abdul Basith Jadi Awal Penganiayaan Ninoy di Masjid

Deden Gunawan, Ibad Durohman - detikNews
Selasa, 08 Okt 2019 11:26 WIB
Ninoy Karundeng (Rifkianto Nugroho/detikcom)
Jakarta - Sebuah safe house di sekitar Jakarta menjadi tempat tinggal sementara relawan Joko Widodo, Ninoy Karundeng, yang beberapa waktu lalu mengalami penganiayaan. Ninoy disebut mengalami trauma psikis yang mengakibatkan paranoid.

"Psikologisnya terganggu. Kalau lagi jalan selalu ngerasa ada yang membuntuti atau ngikutin. Terus kalau malam trauma, nggak bisa tidur. Mungkin akan kita bawa ke psikiater ya besok," kata Jack Lapian, rekan Ninoy, kepada detikcom, Senin (7/10/2019).



Selain melakukan pengobatan kepada Ninoy, Jack Lapian berinisiatif mengawal proses hukum penculikan, penganiayaan, dan penyekapan tersebut yang terjadi di wilayah Masjid Al-Falah, Jalan Masjid I, Bendungan Hilir, Jakarta Pusat. Aksi penculikan itu sendiri terjadi pada Senin, 30 September 2019, malam pekan lalu, di tengah aksi kerusuhan demonstrasi mahasiswa dan pelajar terkait Rancangan Undang-Undang Kitab Undang-Undang Hukum Pidana dan UU Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam kemunculan perdana pascapenganiayaan di konferensi pers bersama Kabid Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Argo Yuwono, Ninoy menjelaskan dirinya malam itu sedang mengambil foto kondisi demo di sekitar gedung Dewan Perwakilan Rakyat. "Saya sampai di suatu jalan di mana jalan itu sudah ditutup, terus saya langsung pergi mengikuti arah anak-anak atau orang-orang yang terkena gas air mata dibawa," ujar Ninoy di Polda Metro Jaya, Senin (7/10).



Salah seorang warga yang tinggal di sekitar Masjid Al-Falah menuturkan saat kericuhan dalam aksi demonstrasi tersebut banyak massa yang lari ke dalam masjid. "Kan tidak terlalu jauh juga dengan lokasi ricuh, yang jelas sejak bakda magrib sudah ramai massa pendemo masuk ke kompleks perumahan dan masjid," ujar warga yang enggan disebut namanya itu kepada detikcom.

Polisi saat itu mengejar massa pendemo yang berbondong-bondong masuk ke kompleks perumahan. Warga kemudian berinisiatif menurunkan portal dan menutup jalan agar polisi tak bisa masuk. "Warga berinisiatif untuk menjaga portal agar polisi jangan masuk, di speaker masjid juga mengumandang suara selawat dan seruan agar polisi tidak masuk kompleks," ujarnya.

Saat Ninoy sedang mengambil foto, ada orang yang curiga dan kemudian memeriksa ponselnya. Ditemukan akun Facebook yang memuat artikel soal Abdul Basith, dosen Institut Pertanian Bogor yang jadi tersangka rencana aksi rusuh di aksi Mujahid 212. Serta-merta Ninoy diteriaki sebagai penyusup.



Ini juga dijelaskan Jack Lapian dalam keterangannya. Facebook di ponsel Ninoy kebetulan dalam posisi terbuka, artikel soal Abdul Basith terlihat. Orang-orang kemudian meneriaki Ninoy sebagai penyusup, intel, musuh, polisi, dan cepu.

"Begitu dia tahu bahwa saya adalah relawan Jokowi, langsung saya dipukul dan diseret ke dalam masjid," ujar Ninoy.

"Di situ saya diinterogasi. setiap pertanyaan yang muncul, saya jawab. Jawaban-jawaban itu tidak mendapatkan respons baik. Saya tetap dipukuli setiap saat," kata dia.

Temuan Tulisan soal Abdul Basith Jadi Awal Penganiaayaan Ninoy di MasjidNinoy Karundeng (Rifkianto Nugroho/detikcom)


Ninoy menyebut saat itu ada yang mengancam akan membunuhnya. "Ada seorang yang dipanggil habib itu memberi ultimatum pada saya bahwa waktu saya pendek karena akan dibelah kepala saya," ujarnya. Dia mendengar eksekusi tersebut akan dilakukan sebelum subuh serta sebuah ambulans disiapkan untuk mengangkut jenazahnya. "Mayat saya nanti diangkut untuk dibuang ke arah kerusuhan," kata Ninoy. Ambulans yang disebut-sebut itu tak datang hingga akhirnya Ninoy dilepaskan.

Saat ini Polda Metro Jaya telah menetapkan 11 tersangka untuk kasus tersebut. Sementara sumber detikcom di Polda Metro Jaya menjelaskan salah seorang pelaku adalah pimpinan DPC Front Pembela Islam (FPI), Bendungan Hilir, Jakarta Pusat. Pelaku dengan inisial RF itu lulusan Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (STMIK) yang berlokasi di Kebayoran Lama, Jakarta Selatan



Orang tersebut, jelas sumber, bertugas membongkar data-data elektronik Ninoy. Namun, menurut penuturan RF, dia hanya disuruh oleh seseorang yang bukan dari organisasi yang bersangkutan, tapi masih dalam satu jaringan. Kombes Argo memaparkan, dalam peristiwa tersebut, RF menyalin atau mengambil data-data laptop milik Ninoy.

"Dia (RF) juga mengintervensi korban dan menghapus semua-data-data yang ada di HP," ujar Argo pada wartawan.

Argo juga membuka peran seorang tersangka yang berinisial S. S yang mempunyai gelar insinyur juga menjabat Sekretaris Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Al-Falah. Perannya memerintahkan menyalin data yang ada di laptop. Data itu lalu dikirimkan ke juru bicara FPI Munarman. "Dia (S) juga dapat perintah untuk hapus CCTV dan kemudian juga untuk tidak menyerahkan semua data kepada pihak kepolisian," ujar Argo.

Polisi juga menyebut Sekretaris Jenderal PA 212 Bernard Abdul Jabbar berada di lokasi kejadian saat Ninoy dianiaya. Bernard disebut turut mengintimidasi. Sedangkan orang yang dipanggil dengan sebutan 'habib', menurut Kombes Argo, punya inisial IA.

"Dia ini ikut menganiaya dan kemudian mengusulkan untuk dilakukan pembunuhan dengan kapak," kata Argo.



Pengacara dari Badan Hukum Front Pembela Islam (FPI) Aziz Yanuar membenarkan ada beberapa anggota FPI yang ditangkap dan dijadikan tersangka dalam perkara tersebut. "Sebenarnya bukan hanya Rizki (Ketua FPI Benhil Rizky Walimullah) saja, ada beberapa nama lain juga. Kita sudah mendapatkan permintaan untuk pendampingan hukum," ujarnya kepada detikcom.

Aziz menyebut Badan Hukum FPI juga diminta mendampingi Bernard, Munarman, dan Novel Bamukmin. "Munarman rencananya akan dipanggil hari Rabu nanti, terus nanti Novel hari Kamis akan dipanggil. Kita dampingi juga," ujar Aziz. Bernard sendiri sudah dijemput polisi pada Minggu (6/10) malam. "Surat penangkapannya hanya diperlihatkan pada istrinya. Posisinya masih sebagai saksi," kata Aziz.



Sementara itu, Novel Bamukmin, yang juga sering dipanggil habib, sempat dipanggil Polda Metro Jaya. Namun dia hanya dimintai keterangan sebagai saksi. Dia mengakui wilayah Masjid Al-Falah adalah daerah kelahirannya. Karena itu, dia mengaku banyak mengenal warga di sana. Hanya, menurut Novel, dirinya sudah tiga pekan tidak menyambangi masjid tersebut.

"Saya tahu dari berita Ninoy sedang liputan dengan narasi-narasi yang provokasi yang kemudian massa di sekitar situ tersinggung dan marah. Nah terjadilah penghakiman oleh massa dan diamankan oleh pengurus masjid. Saat kondisi sudah tenang, Ninoy baru dilepaskan," ujarnya kepada detikcom.
Halaman 2 dari 4
(ddg/dnu)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads