"Nggak ada, 'habib' itu kan istilah. Orang ulama, kalau ulama itu orang Arab biasanya nyebut 'Habib'. Kalau di dalam masjid aja ulama wajar dong. Itu pengertian 'habib' itu sendiri itu apa?" ujar Alkatiri kepada wartawan, Selasa (8/10/2019).
Alkatiri mengaku menjadi kuasa hukum Sekjen PA 212 Bernard Abdul Jabbar dan Bendum PA 212 Supriyadi. Dia membantah kedua kliennya terlibat dalam dugaan penculikan dan penganiayaan terhadap Ninoy.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya nggak tahu habib siapa, kalau Islam itu selama ini taat pada ulama, karena jelas ya ulama itu penerus para nabi," lanjutnya.
Lebih lanjut, Alkatiri mengatakan pihak Masjid Al-Falah hanya mengamankan Ninoy dari amukan massa. Dia mengatakan tidak mungkin pihak masjid melakukan penganiayaan di rumah ibadah.
"Karena di luar nggak tahu dia itu kan keadaan dia lebam dan sebagainya itu makanya dia diamankan ke masjid. Masjid itu malah melindungi dia. Nggak mungkinlah, kita orang yang berlatar belakang Islam dilarang, apalagi menyiksa orang di dalam masjid, bukan karakter orang muslim," kata Alkatiri.
Alkatiri menjelaskan, sesaat setelah berada di masjid, Ninoy sempat ditanya perihal identitas. Selain itu, pihak masjid bertanya kenapa Ninoy dipukuli massa.
"Mungkin di dalam sempat ditanya 'kamu siapa sebenarnya?' Wajar dong, kenapa kok sampai dipukulin gitu lo," kata dia.
Sebelumnya, Ninoy menyebut ada habib berinisial IA yang merancang pembunuhan atas dirinya. Ninoy menyebut Habib IA ingin kepalanya dikapak. Ninoy mengungkapkan ciri-ciri IA.
"Ini saya tidak bisa membayangkan seandainya ambulans datang karena setelah demo itu surut, tidak banyak lagi korban yang dibawa ke masjid. Ada seorang yang dipanggil habib itu memberi ultimatum kepada saya bahwa waktu saya pendek karena saya akan dibelah kepala saya," kata Ninoy di Polda Metro Jaya, Jakarta, Senin (7/10).
Menurutnya, pria yang dipanggil 'habib' itu menginterogasi dan memukulinya. Dia mengaku dipukul berkali-kali setiap sedang diinterogasi.
"Saya bermohon untuk tetap hidup karena saya punya anak, istri, dan seterusnya, tapi tetap saja saya tidak diperbolehkan pulang, tetap harus ada di situ. Habib ini terakhir menanyakan juga apakah sudah datang ambulans dan dijawab ambulansnya belum datang," jelas Ninoy.
Ninoy ditangkap sejumlah orang, lalu dibawa ke Masjil Al-Falah, Pejompongan, untuk diinterogasi dan dipukuli. Di tengah interogasi, pada dini hari, datang seseorang yang dipanggil 'habib' oleh orang-orang yang ada di masjid.
"Seorang yang dipanggil oleh orang-orang di dalam Masjid Al-Falah sebagai 'Habib' tersebut memerintahkan kepada orang medis untuk menyediakan ambulans, untuk mengangkut mayat Ninoy yang akan dibawa keluar dari masjid," kata Jack kepada wartawan, Senin (7/10).
Kasus ini mencuat setelah Ninoy diculik sekelompok orang saat berada di tengah aksi di Pejompongan, Jakarta Pusat. Saat itu, Ninoy memotret orang-orang yang terkena gas air mata saat demo pada Senin, 30 September 2019.
Polisi sudah menetapkan 11 tersangka dalam kasus itu. Peran para tersangka berbeda-beda, seperti perekam, menyebarkan video Ninoy, mengintimidasi, dan melakukan penganiayaan. Selain itu, ada tersangka yang mengancam akan membunuh Ninoy.
Halaman 2 dari 2











































