Jenazahnya tiba sekitar pukul 19.00 WIB. Turut ikut serta ke RS Bhayangkara ialah istri dan Serdiana Sitompul yang merupakan Tante Golfried.
Serdiana Sitompul mengatakan semua anggota keluarga sepakat jenazah Golfried untuk diautopsi. Mereka juga menduga Golfried meninggal bukan karena tabrakan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pihak keluarga merasa janggal dengan luka di bagian kepala yang hancur, sedangkan luka dari tubuh ke bawah tidak ditemukan luka. Dia berharap penyebab meninggalnya Golfried dapat diungkap dan diusut sampai tuntas.
"Harapannya kasus meninggalnya Golfried bisa diusut hingga tuntas," kata Serdiana.
Seperti diberitakan, aktivis HAM dan juga Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Golfried Siregar mengembuskan napas terakhir di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Haji Adam Malik.
Senin (30/9) dini hari, ia ditemukan dalam kondisi tidak sadarkan diri di flyover Simpang Pos Jalan Jamin Ginting, Medan. Dia ditemukan oleh penarik becak yang kebetulan melintas di kawasan tersebut. Oleh penarik becak tersebut, kemudian korban dibawa ke RS Mitra Sejati lalu diarahkan untuk ditangani ke RSUP Haji Adam Malik.
Walhi Sumut menilai banyak kejanggalan dari peristiwa yang menimpa almarhum Golfried. Sebab, kepala korban mengalami luka serius, seperti dipukul keras dengan senjata tumpul. Hal itu pun dilaporkan ke polisi.
Sementara itu, pihak kepolisian telah menyatakan akan mengusut meninggalnya Golfried. Saat ini polisi tengah berkoordinasi kepada pihak keluarga untuk melakukan autopsi terhadap jenazah korban.
Polisi juga akan memeriksa percakapan telepon yang bersangkutan beberapa hari belakangan. "Initinya pihak kepolisian akan menyelidiki dan mengusut peristiwa di balik tewasnya saudara Golfried Siregar," kata Kabid Humas Polda Sumut Kombes Tatan Dirsan Atmaja.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini