Pantauan detikcom, kabut asap sisa dari kebakaran lahan mulai menyelimuti Kota Palembang sekitar pukul 15.00 WIB. Hal ini terlihat jelas saat melintasi Jembatan Ampera dari Ilir menuju ke Seberang Ulu.
![]() |
Tidak hanya asap, abu bekas kebakaran lahan juga terlihat jelas turun dari langit. Bahkan para pengendara yang melintas harus menggunakan masker.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain asap dan sisa kebakaran, udara di Palembang pun bau cukup menyengat. Asap itu diduga berasal dari kebakaran lahan yang lokasinya tak jauh dari Palembang.
"Ini kan aroma asap kebakarannya cukup terasa, bau kebakaran lahan. Beda kalau asap kendaraan," katanya.
Sementara itu, Kepala Bidang Penanganan Kedaruratan BPBD Sumatera Selatan Ansori mengatakan kabut asap berasal dari kebakaran lahan di Ogan Komering Ilir dan Ogan Ilir.
"Iya sudah beberapa hari ini asap pekat menyelimuti Palembang, ini karena ada kebakaran di OKI dan Ogan Ilir. Bahkan sampai sekarang belum bisa maksimal dipadamkan," kata Ansori.
Adapun faktor utama kabut asap pada sore dan malam hari, dikatakan Ansori tidak terlepas dari arah mata angin. Di mana saat ini angin dari kedua daerah yang terbakar itu mengarah ke wilayah Palembang.
"Angin kan memang mengarah ke sini (Palembang), jadi asap juga masuk ke Palembang sore hari. Apalagi kalau ini lembap, asapnya bisa semakin pekat," kata Ansori.
Berdasarkan catatan BPBD, hingga kini lahan terbakar sepanjang 2019 sudah mencapai 106 hektare. Lahan terbakar tersebar di beberapa daerah seperti di Ogan Ilir, Ogan Komering Ilir, Banyuasin, Musi Banyuasin, dan daerah lain.
"Jadi sepanjang tahun 2019 ada sekitar 106 ribu hektare lahan terbakar. Semua titik itu tersebar dan juga menyebabkan kabut asap," tegas Ansori.
"Sebagian wilayah memang sudah hujan, tapi intensitasnya rendah. Jadi hanya api yang padam dan asapnya semakin pekat karena lahan gambut, beda nanti kalau curah hujan tinggi," tutupnya.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini