"Ada seorang yang dipanggil habib itu memberi ultimatum kepada saya bahwa waktu saya pendek, karena saya akan dibelah kepala saya. Dia interogasi dan dia memukuli saya, dan pemukulan itu bukan yang pertama. Sejak saya masuk, setiap ada interogasi saya selalu dipukuli," kata Ninoy dalam konferensi pers di Polda Metro Jaya, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Senin (7/10/2019).
Setelah pemukulan tersebut, Ninoy mendengar 'habib' itu meminta disediakan ambulans. Ambulans tersebut, menurut Ninoy, akan digunakan untuk membuang mayatnya setelah dibunuh.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Akibat penyiksaan yang menimpanya, Ninoy mengaku ketakutan atas keselamatan diri dan keluarga. Dia mengatakan pihak yang menginterogasinya sudah mendapatkan banyak informasi pribadi mengenai dirinya dan keluarga.
"Saya sekarang setiap saya keluar ke mana-mana saya takut karena ada seorang yang menanyakan tentang nama istri dan anak saya dan seterusnya dan dimasukkan ke dalam HP," ucapnya.
Ninoy akhirnya dilepaskan karena waktu beranjak siang, sementara ambulans yang ditunggu tidak datang. Meski dilepas, sepeda motor yang dibawa Ninoy dirusak massa.
Sebelumnya, polisi telah menetapkan 11 tersangka dalam kasus penculikan relawan Jokowi Ninoy Karundeng. Dari 11 tersangka, beberapa di antaranya berperan sebagai penyebar video dan membuat konten berkaitan dengan ujaran kebencian.
"Berkaitan viralnya korban Ninoy tentunya ada laporan ke Polda Metro Jaya kita melakukan penyelidikan dan penyidikan dari Polda Metro Jaya sudah menetapkan 11 tersangka," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono di Polda Metro Jaya, Jakarta.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini