Unit Manager Communication & CSR Pertamina MOR VII, Hatim Ilwan mengatakan program budidaya hidroponik dan bank sampah mulai dijalankan Pertamina sejak tahun 2017 dan berlanjut hingga saat ini. Pertamina menggandeng komunitas perempuan yang tergabung dalam Kelompok Bank Sampah Hoki karena dinilai paling aktif dan peduli terhadap masalah lingkungan.
"Kita rangkul para aktivitis bank sampah yang merupakan kaum ibu untuk sama-sama menjaga lingkungan yang bersih dan sehat, serta sekaligus memberikan dampak ekonomi bagi keluarga. Karena, itu dua program ini dijalankan secara bersama-sama," ujar Hatim dalam keterangan tertulis, Minggu (6/10/19).
Menurut Hatim, pada 2018, Pertamina melanjutkan pemberian bantuan untuk pengolahan hasil budidaya hidroponik agar memiliki nilai ekonomi tinggi.
Bantuan tersebut berupa fasilitas dan peralatan pengolahan hasil budidaya hidroponik berupa tomat. Nantinya tomat bisa diolah menjadi kerupuk, brownis, dan saus. Selain itu, dapat juga dijadikan bahan baku pemberian makanan tambahan (PMT) bagi balita di posyandu dalam rangka memenuhi kebutuhan gizinya.
Untuk pengembangan bank sampah, Hatim menambahkan, Pertamina memfasilitasi kelompok Bank Sampah Hoki dengan bantuan berupa sekretariat pemilahan sampah, motor roda tiga, dan sistem pemilahan jenis sampah.
Masyarakat pun menjadi terbiasa menjaga lingkungan dari sampah sehingga lingkungan menjadi lebih bersih dan sehat. Masyarakat menjadi terlatih dalam memilah sampah organik dan anorganik yaitu sampah yang memiliki nilai ekonomi yang bisa didaur ulang atau reuse, reduse, dan recycle (3R).
"Masyarakat juga antusias dengan aktif menjadi nasabah bank sampah. Saat ini Pertamina memfasilitasi pengelolaan sampah anorganik melalui kerjasama Bank Sampah dengan TBBM Makassar," terang Hatim.
Tahun ini, Pertamina melanjutkan bantuan tahap kedua untuk pengembangan budidaya hidroponik dan juga bank sampah. Pertamina mengucurkan dana CSR sebesar Rp 100 juta yang dijalankan pada triwulan keempat 2019. (mul/ega)