"Insyaallah nanti dicek," kata Kasudin LH Jakbar, Edy Mulyanto, Minggu (6/10/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sebaiknya dibuatkan WC komunal yang tersebar di sekitar warga, yang diusulkan ke pihak Kelurahan dan Sudin LH dan pihak kelurahan dan kecamatan akan mengawasi rumah-rumah warga yang membuang limbah domestiknya langsung ke saluran atau ke kali," ucapnya.
Sebelumnya, salah satu warga sekitar, Sriatun, mengatakan rumahnya tidak ada septic tank atau bak pembuangan kotoran sendiri. Hal ini dikarenakan ia tinggal mengontrak. Pemilik kontrakannya, kata Sriatun, tidak membuatkan septic tank.
"Iya, jadi buang kotoran dari WC ya langsung ke kali," kata Sriatun ketika ditemui di rumahnya, RT 15/7 Tanjung Duren Utara, Grogol Pertamburan, Jakarta Barat, Sabtu (5/10).
Sriatun mengatakan permukiman di RT 15/7 Tanjung Duren Utara, Jakbar, mayoritas rumah kontrakan. Karena tinggal di rumah kontrakan, ia dan warga sekitar hanya mengikuti konsep tempat hunian yang telah disewanya.
Meski kali di depan rumahnya dijadikan tempat pembuangan kotoran, Sriatun tidak mempermasalahkannya. Dia mengaku masih bisa menoleransi bau menyengat yang kerap muncul dari kali tersebut.
Warga lainnya, Yati, mengaku, selama 38 tahun tinggal di RT 15/7 Tanjung Duren Utara, Jakarta Barat, ia tidak memiliki septic tank. Alasannya sama, yaitu karena ia tinggal di rumah kontrakan.
"Nggak ada niat membuat septic tank karena rumah kontrakan ya. Kalau rumah sendiri, saya mau buat. Kontrakan saya nggak ada septic tank. Kalau bikin sendiri, berat. Bukan rumah saya jadi ya ikuti saja," ujar dia.
Pantauan di lokasi, rumah-rumah ini hanya berjarak sekitar 1 meter saja dari kali di sampingnya. Rumah warga dan kali tersebut dibatasi jalan kecil. Jalan itu terlihat hanya bisa dilalui satu sepeda motor.
Air kali yang menjadi tempat pembuangan tinja warga berwarna kehitaman. Bau menyengat pun tercium. Terlihat pipa-pipa yang menjadi saluran pembuangan limbah WC ke kali.
Halaman 2 dari 2