Istri Walkot Jakbar Malu Warga BAB Sembarangan: Padahal Monas Masih Terlihat

Istri Walkot Jakbar Malu Warga BAB Sembarangan: Padahal Monas Masih Terlihat

Tim detikcom - detikNews
Sabtu, 05 Okt 2019 10:46 WIB
Foto: Ilustrasi bau. (Istock)
Jakarta - Suku Dinas (Sudis) Kesehatan Jakarta Barat mengatakan sebagian warga Tanjung Duren Utara, Grogol Petamburan, Jakarta Barat, masih buang air besar (BAB) sembarangan. Kepala Sudis Kesehatan Jakarta Barat Kristi Watini menyampaikan, 214 Kepala Keluarga (KK) di 4 RW wilayah Tanjung Duren Utara belum memiliki jamban sehat.

"Kondisi terburuk paling banyak dialami warga di RT 15 RW 07 yakni 124 KK," kata Kristi seperti dilansir detikcom dari Antara, Sabtu (5/10/2019). Kristi menyampaikan itu dalam acara verifikasi Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) di Jakarta, beberapa waktu lalu.


Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Jakarta Barat Inad Luciawati Rustam Effendi menyayangkan perihal tersebut lantaran kawasan tersebut dekat dengan pusat kota Jakarta.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Padahal dari kantor ini (Kelurahan Tanjung Duren Utara) masih terlihat Monas. Saya malu ada warga di sini BAB-nya sembarangan," ujar istri Wali Kota Jakarta Barat Rustam Effendi itu.

Dia meminta seluruh jajaran kelurahan dan kecamatan untuk menyediakan fasilitas jamban bersih agar kebiasaan buruk warga tersebut hilang. "Jika warga terus dibiarkan BAB tidak pada tempatnya, tentu sangat berdampak buruk terhadap lingkungan dan rentan memicu berbagai penyakit seperti diare, tifus, tumbuh kerdil dan sebagainya," ujar dia.

Warga Tanjung Duren Utara, Grogol Petamburan Jakarta Barat belum memiliki "septick tank" atau bak pembuangan kotoran sendiri. Warga menyebut ada jamban, tapi pembuangannya ke kali.

"Sebenarnya ada jamban, cuma pembuangannya dialirkan ke kali. Mungkin ada warga punya jamban, tapi mungkin nggak layak pembuangannya," ujar Ketua RT 15 Sitanggang di Jakarta, Jumat.

Sitanggang membantah jika warganya masih BAB sembarangan. Hanya saja instalasi bak penampungan kotoran belum terpasang karena adanya kendala lahan.

"Itu memang sudah direncanakan, tapi yang kita kendalakan begini kalau umpamanya kita buatkan tempatnya di mana?Kalau dibuatkan untuk pembuatan dari mana?" kata Sitanggang.


Dia juga mengkhawatirkan jika bak penampungan kotoran telah digunakan berkelanjutan, akan ada biaya untuk pemeliharaan dan penyedotan yang belum terpikirkan sumber dananya. Sejauh ini, kejelasan tentang instalasi bak penampungan kotoran sudah dirapatkan di tingkat RW.

Sitanggang berharap pemasangan bak penampungan kotoran tidak hanya untuk jangka pendek. Namun berkelanjutan agar kali di sekitar RW 15 menjadi bersih dan tidak berbau oleh kotoran warga sekitar.
Halaman 2 dari 2
(idh/hri)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads