Lokasi penemuan harta karun Sriwijaya sendiri itu di lahan salah satu perusahaan. Lokasi berburu harta karun itu tepatnya berada di lahan kosong yang kini sudah dibuat kanal seluas 500 hektare.
Salah satu warga yang ikut berburu harta karun, Denni, mengatakan penemuan harta itu sebenarnya pernah terjadi saat lahan yang terbakar pada 2014 dan 2015 padam. Saat itu, air sungai di lokasi surut, sehingga warga disebutnya tak sengaja menemukan emas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Puncak pencarian itu 2015 dan sudah banyak yang menemukan emas, kendi, guci, sama perhiasan lain. Ukiran atau motif. Kata peneliti itu adalah peninggalan Kerajaan Sriwijaya," tutur Denni.
Perburuan harta karun itu pun kini makin marak. Warga berebut harta karun berbentuk cincin, emas, guci dan benda-benda purbakala lainnya yang diduga bekas peninggalan Kerajaan Sriwijaya.
![]() |
"Istri sama anak saya ikut cari dan dapat juga. Ada dapat berupa emas, cincin, ada batu merah, ada lambang ikan sama ada motif nanas. Itu emas semua," ungkapnya.
Dikatakan Denni, para pemburu sampai membuat tenda. Dia menjelaskan ada yang mendapatkan cincin, kendi, pernak-pernik Kerajaan Sriwijaya yang ditaksir harganya bisa mencapai puluhan juta rupiah.
"Ada yang pernah dapat cincin Rp 50-60 juta. Kami pernah dapat juga dan kalau barang bagus motifnya kolektor beli ya harga borongan, puluhan juta harganya," tutur Denni.
![]() |
Lantas apa respons dari Pemkab OKI?
"Pencarian harta karun itu sudah lama dilakukan. Tetapi memang selalu ramai saat musim kemarau dan karhutla saat ini," ujar Kabag Humas Pemkab OKI Adi Yanto saat dimintai konfirmasi terpisah.
Dia menyebut tak bisa melarang warga berburu harta karun tersebut. Adi menjelaskan lokasi ini memang kerap dijadikan daerah berburu harta karun saat musim kemarau, terutama ketika kemarau panjang.
"Kalau kemarau pasti banyak yang cari dan dirikan tenda di lokasi. Kami pihak pemkab nggak bisa apa-apa, melarang juga tidak bisa. Hanya minta ke seluruh masyarakat untuk melaporkan temuan," ungkap Adi.
Sementara itu, Kabid Kebudayaan Disbudpar OKI Nila Maryati mengaku barang-barang bersejarah itu ditemukan bukan hanya di daerah Cengal, tetapi ada juga di daerah Tulung Selapan dan Air Sugihan. Secara tegas, Nila menyebut barang itu bukan hanya peninggalan dari Kerajaan Sriwijaya, tetapi juga ada peninggalan pra-Kerajaan Sriwijaya.
"Dilihat dari barang-barang yang didapat, bukan hanya era Sriwijaya, pra-Sriwijaya juga ada ditemukan. Termasuk prasasti batu ditemukan di Cengal," papar Nila.
Halaman 2 dari 2