Maulana Suryadi Tewas Saat Demo di DPR, Polisi Beri Amplop Rp 10 Juta

Maulana Suryadi Tewas Saat Demo di DPR, Polisi Beri Amplop Rp 10 Juta

Samsudhuha Wildansyah - detikNews
Jumat, 04 Okt 2019 17:43 WIB
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono (Samsudhuha Wildansyah/detkcom)
Jakarta - Polisi angkat bicara tentang tewasnya pria bernama Maulana Suryadi (23) di tengah ricuh demonstrasi sekitar gedung DPR. Menurut polisi, tak ada tanda-tanda kekerasan di tubuh Maulana.

"Jadi untuk almarhum Maulana itu, ibu kandungnya itu, Ibu Maspupah, sudah mendatangi RS Kramat Jati. Jadi ibu kandung sudah melihat jenazahnya, jadi yang bersangkutan melihat tidak ada lebam-lebam maupun benda keras, tidak ada," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono di Polda Metro Jaya, Jakarta, Jumat (4/10/2019).


Argo kemudian mengatakan ibu Maulana atau Yadi juga sudah meneken surat pernyataan di atas meterai Rp 6.000 bahwa anaknya memang punya riwayat sesak napas. Argo menyebut ibunya juga tak mau jasad Yadi diautopsi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi ibunya sudah ngecek sendiri dan kemudian juga membuat pernyataan juga di surat di atas meterai Rp 6.000 yang menyatakan memang almarhum ini memang punya riwayat penyakit sesak napas. Ya, dari ibu kandungnya seperti itu dan tidak mau diautopsi juga," ucapnya.

Selanjutnya, Argo membenarkan bahwa pihak kepolisian memberi santunan Rp 10 juta untuk pengurusan jenazah. Menurut Argo, tak ada salahnya polisi memberi santunan.

"Kalau misalnya seseorang memberikan turut berduka, boleh tidak? Ya sudah. Ya, boleh ya," ucapnya.



Maspupah juga sempat angkat bicara soal uang Rp 10 juta itu. Dia menyebut saat itu dia dipanggil polisi ke sebuah kamar setelah meneken surat pernyataan mengenai penyebab kematian Maulana.

"Abis itu saya dipanggil sama polisi ke kamar, ngasih amplop buat ngurus biaya jenazah Yadi, Rp 10 juta. Saya nggak banyak omong, takut," ujar Maspupah sebagaimana dilansir Antara.


Maspupah juga melihat jasad Yadi, yang mengeluarkan darah dari telinga, bahkan sempat menanyakan hal itu, namun jawaban dari petugas disebabkan oleh penyakit asma.

Saat dimakamkan pun, menurut Maspupah, tidak ada petugas kepolisian yang hadir dan jasad mengeluarkan darah.
Halaman 2 dari 2
(sam/haf)



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads