Kisah Umar bin Khattab yang Tak Murka Dimarahi Istrinya

Kisah Umar bin Khattab yang Tak Murka Dimarahi Istrinya

Erwin Dariyanto - detikNews
Jumat, 04 Okt 2019 17:29 WIB
Ilustrasi Umar bin Khattab: (Fauzan Kamil/detikcom)
Jakarta -

Ada kisah Umar bin Khattab dengan istrinya yang kerap dijadikan rujukan dalam kehidupan berumah tangga. Umar bin Khattab, Khalifah ke-2 setelah Abu Bakar Syidiq itu tak murka saat dimarahi sang istri. Padahal semua orang tahu, Umar adalah sosok yang keras dan garang dengan musuh-musuhnya.



Kisah ini antara lain ditulis dalam Kitab Tanbih al-Ghafilin karya Abu Lais as-Samarkandi dan Kitab U'qud al-Lujain karya Syekh Nawawi al-Bantani, seorang ulama asli Banten yang lama bermukim di Mekkah al-Mukarramah.

Sahdan, pada suatu hari ada salah seorang sahabat Rasulullah datang berkunjung ke rumah Umar bin Khattab. Dalam Kitab U'qud al-Lujain tak disebutkan secara jelas identitas sang sahabat tersebut. Namun seperti dikutip dari islami.co, ada yang menyebut bahwa sahabat yang datang ke rumah Umar itu adalah Abu Dzar al-Ghifari. Sementara nu.or.id menyebut si sahabat tersebut bernama Abi Abdillah.

Disebutkan bahwa sahabat tersebut sedang frutasi lantaran sering dimarahi oleh sang istri. Tak tahan omelan sang istri dia bermaksud menceraikannya. Namun sebelum bercerai dia ingin konsultasi dengan Umar bin Khatthab.

Maka bergegaslah sahabat Rasulullah itu ke rumah Umar. Namun tiba di depan rumah sang Khalifah, dia urung mengetuk pintu. Sebab dari dalam terdengar suara keras istri Umar yang sedang marah. Umar dimarahi istrinya.

Tak terdengar sama sekali suara Umar membantah atau melawan sang istri. Padahal nada marah Istri Umar sangat tinggi. Tak jadi mengetuk pintu rumah Umar, sang sahabat tadi pun berniat pulang. Sambil melangkah meninggalkan rumah Umar dia bergumam,""Kalau khalifah saja seperti itu, bagaimana dengan diriku."

Baru beberapa langkah meninggalkan rumah sang Khalifah, Umar membuka pintu. Melihat sahabatnya, Umar pun memanggil.

"Saudara, ada keperluan apa engkau datang ke rumahku?" kata Umar kepada sahabatnya seperti dikutip dari Kitab Uquudu Lujain Fii Bayaani Huguuzzaujaini.

Sahabat itu pun menjelaskan bahwa dia bermaksud konsultasi terkait masalah keluarganya. Dia ceritakan soal istrinya yang sering marah-marah. "Namun aku mendengar istri Anda sendiri berbuat yang sama (marah). Aku tidak ingin mengganggu, sementara Anda sendiri sedang ada masalah," jelas sahabat tersebut kepada Umar.

Mendengar itu, Umar bin Khattab tersenyum. Dia jelaskan alasan tak membalas kemarahan sang istri. Menurut Umar, seorang istri sudah bekerja memasak, mencuci baju, serta mengasuh dan mendidik anak-anak. "Aku cukup tenteram tidak melakukan perkara haram lantaran pelayanan istriku. Karena itu, aku menerimanya sekalipun dimarahi," kata Umar.

Sahabat tersebut lalu bertanya, "Wahai Amirul Mukminin, apakah aku juga harus berbuat demikian terhadap istriku?."

"Ya, terimalah marahnya. Karena yang dilakukan istrimu tidak akan lama, hanya sebentar saja," jawab Umar bin Khattab.

Dikisahkan bahwa sahabat tersebut kemudian pulang dan tak jadi menceraikan istrinya. Kisah Umar bin Khattab dimarahi istrinya ini menjadi perdebatan di kalangan ulama tentang kesahihannya. Sebab baik Abu Lais as-Samarkandi, Syekh Nawawi al-Bantani dan penulis kitab yang lain tak menyebutkan sanadnya.

Halaman 2 dari 2
(erd/lus)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads