"Jadi bahwa kita itu dalam mengelola negara itu betul-betul, mau mendengarkan. Untuk itu, ya teman-teman mahasiswa ingin diskusi ya kita tampung ya. Apa sih yang dipikirkan, kita dengerin dengan baik. Saya juga memberikan pemahaman, dalam bernegara ini bukan hanya mahasiswa saja yang didengar, semuanya juga didengar oleh presiden. Presiden membuka pintu Istana seluas-luasnya, semuanya didengarkan dengan baik," kata Moeldoko di Kompleks Istana Presiden, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Kamis (4/10/2019).
Baca juga: Gerindra Minta 3 Kursi Menteri ke Jokowi? |
Dia mengatakan semua hal terkait Perppu KPK akan dikalkulasikan. Moeldoko menyatakan sudah meminta mahasiswa tidak menggunakan kata 'pokoknya' karena memikirkan negara adalah persoalan besar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Moeldoko mengaku maklum jika tidak semua warga tak bisa puas dengan kebijakan pemerintah saat ini. Dia mengatakan kebijakan pemerintah memang tak bisa memuaskan semua pihak.
"Semua warga negara bijak dalam menyikapi keputusan. Karena keputusan itu seperti simalakama. Nggak dimakan bawa mati, dimakan mati, kan begitu. Sudah cirinya memang begitu. Tidak ada keputusan yang bisa memuaskan semua pihak," terang Moeldoko.
Moeldoko tidak menanggapi lebih lanjut terkait ancaman demo lebih besar jika tuntutan menerbitkan Perppu KPK tidak dipenuhi. Dia memastikan Presiden Jokowi akan selalu mengutamakan kepentingan negara.
"Yang perlu dipahami adalah prinsipnya dalam.... Presiden mengelola negara itu, tidak mungkin akan membawa negara ke situasi yang tidak menyenangkan atau tidak mengenakkan," tuturnya.
Sebelumnya, perwakilan mahasiswa dari sejumlah universitas mendesak ke Jokowi untuk segera menerbitkan Perppu KPK. Mereka mengancam akan menggelar aksi lebih besar jika tuntutannya tidak dipenuhi.
"Kalaupun sampai 14 Oktober tidak ada juga diskusi tersebut dan tidak ada statement dari Presiden, kita pastikan mahasiswa akan turun ke jalan dan lebih besar lagi," kata Presiden Mahasiswa Universitas Trisakti, Dino Ardiansyah, setelah bertemu dengan Moeldoko, Rabu (3/10).
Dino mengaku datang menemui Moeldoko untuk meluruskan kembali gerakan mahasiswa. Sebab, dia menilai beberapa waktu terakhir isu gerakan mahasiswa digeser menjadi tidak substantif.
"Kita mencoba membuka dialog dengan pemerintah untuk meluruskan kembali gerakan mahasiswa sehingga tidak makin bias," ucapnya.
Halaman 2 dari 2