"Salah satu korban adalah anak buah kapal (ABK) saya, kejadian sekitar 10 hari lalu. Seorang lagi Ali Imran (43), warga setempat, yang terjadi beberapa hari lalu," kata nakhoda kapal nelayan, Perizal (37), di Pariaman, yang dilansir dari Antara, Jumat (4/10/2019).
Ia mengatakan ABK tersebut tersengat ubur-ubur jenis bluebottle di wilayah Pulau Kasiak ketika mengangkat jaring di tengah laut. Namun dia juga melihat ubur-ubur itu mengapung di sepanjang perairan Pariaman.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Melihat kondisi itu, Perizal langsung menuju daratan untuk membawa ABK tersebut ke rumah sakit serta mendapatkan sejumlah suntikan dan perawatan.
"Selama saya melaut di Perairan Pariaman baru kali ini saya melihat ubur-ubur ini," katanya.
Setelah kejadian itu, banyak nelayan yang takut dan mereka yang pergi lebih berhati-hati dalam melaut, karena takut mengalami kejadian serupa. Perizal menambahkan, sengatan ubur-ubur itu termasuk berbahaya bahkan bisa membuat nyawa melayang.
"Untung waktu itu ABK saya bisa mendapatkan perawatan cepat, jika terlambat sedikit nyawanya bisa tak ditolong," kata dia.
Salah seorang korban yang tersengat ubur-ubur, Ali Imran (43), mengatakan ia melihat ubur-ubur itu di wilayah Pulau Angso Duo pada Minggu (29/9).
"Karena ingin mengetahui bagaimana rasanya sengatannya, saya memegang dan memainkannya," katanya.
Namun, tak lama setelah itu, tangannya terasa panas, lalu diikuti dengan sendi lengan sakit, dan lama-kelamaan detak jantung lemah sehingga ia harus dirawat di RSUD Pariaman. Ia mengimbau warga dan nelayan agar lebih berhati-hati jika melihat ubur-ubur di perairan Pariaman. Jika melihatnya, lebih baik menghindar.
Direktur RSUD Kota Pariaman dr Indria Velutina membenarkan adanya nelayan yang tersengat ubur-ubur tersebut. Namun, dia mengatakan, nelayan tersebut tersengat ubur-ubur itu pada 7 September.
"Salah satu pasien dirawat pada 7 September 2019," katanya.
Halaman 2 dari 2