"Pak Prabowo tidak pernah sama sekali mengorganisir dan membayar buzzer, dan kita merasa tidak perlu. Silakan saja (ditertibkan), kan para pengamat sosial media dengan berbagai alat canggihnya bisa mendeteksi hal tersebut," kata Dahnil kepada wartawan, Kamis (3/10/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Justru statement Pak Moel itu menerangkan ada pengorganisiran buzzer oleh pihak sana. Jadi, silakan ditertibkan saja Pak Moel," terang Dahnil
Diberitakan sebelumnya, Moeldoko menepis anggapan bahwa buzzer di media sosial yang pro-pemerintah 'dikomandani' kantornya. Justru, Moeldoko menilai para buzzer perlu ditertibkan.
"Saya pikir memang perlu (ditertibkan). Kan ini kan yang mainnya dulu relawan, sekarang juga pendukung fanatik," ucap Moeldoko di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Kamis (3/10).
Menurut Moeldoko, para buzzer cenderung tak ingin sosok yang diidolakannya diserang. Namun, bila itu terjadi, disebut Moeldoko, para buzzer tersebut pasti bereaksi.
"Contohnya begini--bukan saya maksudnya--para buzzer itu tidak ingin idolanya diserang, idolanya disakitin. Akhirnya masing-masing bereaksi. Ini memang persoalan kita semua, juga kedua belah pihak, bukan hanya satu pihak. Kedua belah pihak," ujar Moeldoko.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini