Jakarta - Salah seorang pemuda bernama Maulana Suryadi (23) tewas di tengah aksi demo di sekitar gedung DPR. Hasil pemeriksaan RS Polri Kramat Jati menyatakan Maulana meninggal karena sesak napas.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono mengatakan ibu kandung Maulana, Maspupah, sempat mengecek kondisi jenazah korban di RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur.
"Ibu kandung melihat sendiri jenazah anaknya di RS Polri," kata Argo saat dimintai konfirmasi oleh
detikcom, Kamis (3/10/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Argo menyebutkan Maspupah melihat sendiri kondisi jenazah putranya itu. Dia mengklaim tidak ada tanda kekerasan di tubuh korban.
"(Maspupah) melihat tidak ada tanda-tanda kekerasan apa pun," imbuhnya.
Di sisi lain, sebutnya, Maspupah menolak jenazah putranya diautopsi. Argo juga menyampaikan korban memiliki riwayat sesak napas.
"Ibu kandung tidak mau diautopsi karena memang anaknya mempunyai riwayat sesak napas," tuturnya.
Argo menambahkan Maspupah juga menandatangani surat pernyataan penolakan autopsi jenazah.
"Ada pernyataan ditandatangani di atas meterai Rp 6.000," tandasnya.
Maulana sebelumnya disebut-sebut ikut dalam aksi demonstrasi pelajar pada 25 September 2019. Maulana ikut demo karena ajakan temannya.
Ibu Maulana Lihat DarahAkan tetapi, Maspupah, ibu Maulana, menyatakan pada jenazah Maulana ditemukan banyak bekas luka benturan benda tumpul serta kuping dan hidung almarhum juga terus mengeluarkan darah, bahkan hingga saat akan dikebumikan.
"Nggak mungkin, masa meninggal karena asma sampai mengeluarkan darah dari hidung dan kuping begitu," kata dia seperti dikutip dari
Antara.
Menurut Maspupah, Maulana mengikuti demonstrasi pelajar karena diajak rekannya yang bernama Aldo dan mengaku sempat melarang anaknya itu mengikuti demonstrasi tapi diabaikan.
Tim Forensik Nyatakan Tak Ada DarahTim Forensik Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, mengaku tidak menemukan bercak darah sedikit pun selama menangani jasad Maulana Suryadi (23) yang diduga tewas dalam kericuhan demonstrasi di DPR RI, Rabu (25/9).
"Saat saya terima di kamar mayat, tanda kekerasan aja tidak ada. Badannya bersih, kepala dan badan bersih. Tidak ada jejak kekerasan seperti darah," kata Kepala Instalasi Forensik Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Kombes Pol Edi Purnomo, melalui sambungan telepon kepada
Antara, Kamis sore.
Pernyataan tersebut menjawab beredarnya kabar bahwa Maulana menjadi korban kekerasan peristiwa bentrokan fisik demonstran dengan aparat di kawasan Senayan, Jakarta Pusat.
Bahkan dalam
posting-an gambar di sejumlah media sosial, jasad Maulana yang tengah dikubur di salah satu TPU di Jakarta mengeluarkan rembesan darah pada bagian tempurung kepala yang dibungkus kain kafan.
Edi menepis beredarnya kabar bahwa Maulana tewas akibat tindak kekerasan saat kericuhan berlangsung.
Edi beranggapan rembesan darah itu sebagai gejala wajar orang yang meninggal dunia.
"Viral video ada darah keluar, kalau orang meninggal memang seperti itu, keluar darah karena pecahnya pembuluh darah, karena faktor pembekuan. Makanya, jenazah yang dikafani, ditutup lubang-lubangnya dengan kapas," katanya.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini