"Saya dengar di DKI III ada yang keluar Rp 50 M," kata anggota DPR 2019-2024 dari PDIP, Hendrawan Supratikno, kepada wartawan, Kamis (3/10/2019).
Hendrawan sendiri bukan berasal dari Daerah Pemilihan (Dapil) DKI III yang meliputi Jakarta Utara, Jakarta Barat, dan Kepulauan Seribu. Hendrawan berasal dari Dapil Jateng X (Kota Pekalongan, Kabupaten Pekalongan, Batang). Dia mengatakan rata-rata dana kampanye yang dikeluarka caleg 2019 sekitar Rp 5 miliar. Itu Hendrawan katakan saat dia ditanya berapa yang dia keluarkan untuk lolos ke Senayan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lalu apa benar ada caleg di Dapil DKI III ada yang keluar duit Rp 50 miliar? Dapil DKI III disebut sebagai kuburan para tokoh besar, banyak caleg petahana dan nama tenar yang tumbang di sini. Dapil DKI III adalah Dapil neraka.
Caleg di Dapil ini ada Charles Honoris, Abraham Lunggana (Lulung), Yusril Ihza Mahendra, Darmadi Durianto, R Saraswati Djojohadikusumo (Sara), Adang Daradjatun, Ahmad Sahroni, Grace Natalie Louisa, Muhammad Najihun, Pulung Agustanto, Andi Rukman Nurdin, Effendi Muara Sakti Simbolon, Santoso, Sony Kusumo, dan Ivan Doly. Untuk mengkonfirmasi rumor adanya anggota DPR yang mengeluarkan biaya kampanye Rp 50 miliar di DKI III, detikcom mengkonfirmasinya ke caleg yang sudah lolos, Charles Honoris salah satunya.
Politikus PDIP ini menjelaskan banyak tokoh nasional berlaga di Dapil DKI III. Namun demikian, Charles mengaku tak keluar uang dalam jumlah melampaui batas. Charles yang sebelumnya sudah duduk sebagai anggota DPR mengaku diuntungkan dengan investasi sosial yang sudah dia bangun sebelum masa kampanye.
"Biaya yang saya keluarkan tidak sebombastis yang didengungkan di luar," ujar Charles.
Apakah Rp 50 miliar? "Wah gila, lebih baik ikut Pilkada saja kalau ada uang segitu, bahkan nyalon gubernur," tanggap Charles.
Dia menolak untuk memberi angka pasti uang yang dia keluarkan untuk kampanye Pileg 2019. Dia mengakui dana kampanye di Dapil DKI III sedikit lebih besar ketimbang daerah lain, namun selisihnya tidak ekstrem.
![]() |
Lulung yang lolos ke DPR dari PAN menjelaskan, duit yang dia keluarkan juga tidak sampai RP 50 miliar.
"Saya itu Rp 1 miliar kok. Rp 1 M saja saya," kata Lulung, ditanyai terpisah.
Lulung kemudian menceritakan, persaingan menjadi anggota dewan Senayan lebih berat ketimbang yang pernah dia lakukan saat berproses menjadi anggota dewan Kebon Sirih, DPRD DKI Jakarta.
"Kalau dulu saat kampanye DPRD DKI kan nggak kerja, karena saya populer. Kerjanya cuma 'say hello'. Kalau sekarang kerja keras, orang bilang ini Dapil neraka," kata Lulung.
Dia punya waktu sekitar enam bulan kampanye terhitung sejak September 2018 saat dia keluar dari PPP dan memutuskan masuk PAN untuk ke DPR RI. Lulung mengaku berjalan 30 km sehari untuk berkampanye, bahkan dia juga jalan kaki di Kepulauan Seribu.
"Jalan kaki juga. Makanya cemong-cemong kaki saya," kata Lulung.
Duit kampanye Rp 1 miliar paling banyak habis untuk membiayai atribut seperti bendera, kaos, hingga kliping 5 juta eksemplar. Lalu adakah yang menghabiskan duit Rp 50 miliar demi lolos ke Senayan?
"Saya nggak suuzan," tanggap Lulung.
![]() |
Simak Video "Harap-harap Cemas Perppu KPK"
Halaman 3 dari 3
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini