Cerita Warga Naik ke Atap Rumah demi Selamatkan Diri Saat Ricuh di Wamena

Cerita Warga Naik ke Atap Rumah demi Selamatkan Diri Saat Ricuh di Wamena

Aditya Mardiastuti - detikNews
Kamis, 03 Okt 2019 13:47 WIB
Sejumlah warga pendatang mengungsi dari Wamena. (Aditya Mardiastuti/detikcom)
Denpasar - Kericuhan di Wamena, Jayawijaya, Papua, masih meninggalkan luka bagi Zulkifli (47). Pria asal Minang itu mengaku naik ke atap rumah bersama keluarga dan kerabatnya untuk menyelamatkan diri dari kerusuhan di depan rukonya di Pasar Wouma, Wamena, Papua.

"Setelah menjemput saya punya anak, saya masuk ke dalam kios karena massa sudah di luar, saya masuk ke dalam kios bersama anak dan istri. Massa melempari dengan batu sehingga saya terpaksa naik ke atas atap untuk menyelamatkan diri," kata Zulkifli saat ditemui di Base Ops Lanud I Gusti Ngurah Rai, Jl Airport Ngurah Rai, Badung, Bali, Kamis (3/10/2019).

Zulkifli menuturkan peristiwa itu terjadi pada Senin (23/9) lalu. Massa yang mengamuk mulai membakar kios-kios ataupun rumah milik warga di sekitar pasar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kebetulan rumah dua tingkat, karena di atas memang saya kasih pintu batas atap sehingga saya bisa menyelamatkan diri. Waktu itu saya ada dua keluarga, ada saya punya temen, ada juga yang bujangan, waktu itu kita bertahan di atas atap satu jam," terangnya.


Dia mengaku bisa menyelamatkan diri setelah pasukan TNI datang dan mulai mengevakuasi warga. Dia bersama rombongannya akhirnya diungsikan ke Kodim 1702 Jayawijaya.

"Kita diungsikan ke pengungsian Kodim 1702. Saya sudah 17 tahun tinggal di Wamena, di pasar Wouma yang habis terbakar semua, dan saya punya warga meninggal 8 orang kemudian satu orang meninggal di bengkel. Saya punya masyarakat meninggal 9 orang, dan dua luka kena panah dan terbakar, satu yang selamat ini istrinya meninggal dengan anaknya," ujar Ketua Ikatan Keluarga Minang (IKM) Wamena ini.



Tak cuma Zulkifli, kisah senada disampaikan Nurwahid (60). Pria yang bekerja sebagai tukang ojek ini mengaku tempat tinggalnya bersama teman-temannya habis dibakar massa yang rusuh.

"Kami masuk ke rumah, massa langsung siram bensin. Saya akhirnya lari ke belakang ke perumahan Kopassus dan akhirnya ada anggota yang nyelametin. Massa bawa parang dan batu, kalau kami nggak lari bisa mati, ada orang deket saya itu lari ke depan langsung mati dikeroyok," demikian cerita pria asal Kecamatan Bantaran, Probolinggo, ini.

Nurwahid melihat massa perusuh berseragam anak sekolah. Namun mereka berusia dewasa.


"Mereka ini kelompok pakaian anak-anak sekolah, tapi orangnya bukan (anak sekolah)... campuran ini. Habis semua, motor enam habis," tuturnya.

Hari ini ada 64 warga yang eksodus dari Wamena transit di Bali. Para warga ini ada yang akan diturunkan di Bandara Ahmad Yani Semarang dan Bandara Halim Perdanakusuma Jakarta untuk melanjutkan perjalanannya ke daerah masing-masing.
Halaman 2 dari 2
(ams/rvk)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads