Kasus penganiayaan ini mulanya terungkap dari video viral yang merekam kesaksian Ghifari. Dalam video itu, Ghifari menunjukkan luka-luka yang dia alami akibat penganiayaan polisi. Ada luka memar merah di punggung dan tangannya.
"Ini baru tangan ya. Ini gue nangkis-nangkisin terus, dipukulin (polisi). Yang paling parah belakang (punggung)," ungkap Ghifari, seperti yang dilihat detikcom dalam video itu, Kamis (3/10/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia lantas menceritakan kronologi penganiayaan tersebut. Peristiwa itu terjadi ketika demonstrasi yang digelar pada 30 September 2019. Saat itu, dia menjadi tim logistik untuk aksi mahasiswa dari kampusnya. Dia sempat terpisah dari rombongan kampusnya dan tiba-tiba polisi muncul lalu memukulinya.
Ghifari mengaku, saat dipukuli, telepon genggam dan dompetnya diambil polisi. Sedangkan penganiayaan itu terus-menerus dia alami.
Secara terpisah, detikcom mencoba mengkonfirmasi pengakuan Ghifari. Dia membenarkan pengakuannya dalam video tersebut. Menurut pengakuan Ghifari, polisi memakai benda-benda tumpul dan balok kayu saat memukulinya.
"Dipukulin-nya pakai benda-benda tumpul. Seperti bambu dan balok. Pokoknya kayu-kayuan gitu," katanya saat dihubungi detikcom hari ini.
Ghifari mengatakan demo yang ia ikuti merupakan aksi damai. Dia memastikan bahwa dirinya tidak melakukan perusakan fasilitas publik atau tindakan anarkistis lainnya. Ghifari sendiri merupakan tim logistik dalam aksi itu.
"Saya di situ baik. Saya tim logistik. Bantu teman-teman saya yang kesusahan. Bantu-bantu kasih air. Saya bagiin air. Yang pengen pingsan atau dikejar-kejar polisi, kan kecapekan gitu, saya bantu naik motor ke ambulans," imbuhnya.
Selain itu, dia mengatakan pihak polisi dari Polda Metro Jaya sudah mendatangi kediamannya untuk berdamai. Namun dia belum menentukan sikapnya.
"Intinya para polisi itu ngajak damai dan mau menanggung biaya pengobatan saya. Katanya mau ngurus HP dan motor saya. Cuma saya belum bilang iya. Karena saya nanya orang, katanya jangan minta damai, katanya ini masalah bukan duit, ini masalahnya udah pelanggaran HAM," tuturnya.
Ghifari pun mengaku sudah mendapatkan tawaran bantuan hukum dari beberapa pihak. Kendati demikian, dia belum bisa menindaklanjuti tawaran itu lantaran kondisinya masih sakit.
"Orang-orangnya (LBH) udah ada yang ngehubungin. Cuma saya disuruh datang ke kantornya. Sedangkan kondisi saya kayak gini. Belum bisa apa-apa. Maksudnya, belum bisa aktivitas seperti biasa. Ini saya di rumah sakit, lagi nunggu hasil rontgen. Niatnya saya mau visum, cuma kan kalau visum butuh surat pengantar dari polisi untuk ke Rumah Sakitnya. Nah makanya, saya pengen hubungin orang dalem pihak-pihak kepolisian terkait," ungkapnya.
Polda Metro Cek Video Ghifari
Dimintai konfirmasi secara terpisah, polisi menyatakan masih mengecek kebenaran informasi dari video pengakuan Ghifarri yang viral tersebut. Terlepas dari proses itu, polisi meminta Ghifari melapor.
"Kami cek dulu kebenaran videonya," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono.
Halaman 3 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini