Draf temuan 346 massal ini diberikan langsung oleh Ketua YPKP 65, Bedjo Untung kepada perwakilan Komnas HAM, Kepala Bagian Dukungan Pelayanan Pengaduan Komnas HAM, Imelda Saragih. Dalam draf, sebut Bedjo, terdapat data titik lokasi dan jumlah korban.
"Hari ini saya akan menyerahkan temuan hasil dari investigasi YPKP65 secara khusus masalah kuburan massal. Ada sekarang 346 titik kuburan massal yang saya temukan dari tim kami," kata Bedjo saat audiensi di kantor Komnas HAM, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (3/10/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebanyak 346 kuburan massal itu ditemukan di Sumatera Utara, Sumatera Barat, Palembang, Lampung, Sukabumi, Jawa Tengah, Bandung, hingga Tangerang. Bedjo meminta agar temuan kuburan ini bisa ditindaklanjuti oleh Komnas HAM.
"Bisa komisioner bayangkan pada 2015 ketika melaporkan pertama jumlah cuma 112, sekarang sudah 346 dan ini masih bertambah lagi. Dengan temuan besar ini saya minta Komnas HAM tindak lanjuti, jadi secara simbolik akan saya serahkan dulu," ujarnya.
Bedjo juga berharap Komnas HAM merawat kuburan massal yang ditemukan YPKP65 tersebut. Selain itu, Ia juga meminta lokasi kuburan massal yang tidak layak untuk dipindahkan.
"Kommas HAM supaya merawat dan menjaga supaya kuburan masal tidak dirusak maupun dihilangkan, Komnas HAM supaya melakukan asessment dan lebih lanjut memfasilitasi keluarga untuk bisa melakukan pemindahan," ujar Bedjo.
Bedjo juga meminta agar temuan kuburan massal ini diinvestigasi lebih lanjut oleh Komnas HAM. Komnas HAM juga diminta membentuk tim investigasi kuburan massal agar bisa dijadikan bukti lebih lanjut.
"Intinya saya sekali lagi mengharapkan Komnas HAM untuk secara serius karena sudah 54 tahun persoalan kami nyaris dilupakan, saya mengharapkan, dengan temuan kuburan massal ini Komnas Ham bisa menindaklanjuti, ini sebagai tambahan alat bukti supaya Jaksa Agung tidak lagi berkelit kurangnya alat bukti," papar Bedjo.
Bedjo menjelaskan hari ini bertepatan 54 tragedi kemanusiaan itu. Bedjo mengaku sedih tragedi ini dilupakan.
"Nah hari ini 3 Oktober itu tepatnya hampir 54 tahun tragedi kemanusiaan 65 genosida di mana saat itulah dimulailah pengejaran, persekusi orang-orang pengikut Bung Karno dan PKI, saya datang dalam rangka juga untuk mengingatkan bahwa ada satu peristiwa yang dahsyat yang oleh para peneliti dan saya alami itu terjadi pembunuhan massal sekurang kurangnya 500 ribu hingga 3 juta jiwa," paparnya.
"Saya sangat prihatin dan sedih jumlah korban masif terstruktur dan sistematis nyaris negara ini melupakannya," pungkasnya.
Halaman 2 dari 2