Media dan crisis center tersebut dibuka untuk memberikan informasi yang akurat kepada publik, sekaligus menjadi tempat pengaduan orang hilang, serta penerimaan donasi. Dengan tujuan untuk meminimalisir kabar hoax yang beredar.
"Melalui media and crisis center publik dapat berkomunikasi dan saling bertukar informasi terkini yang berkaitan dengan krisis kemanusiaan yang terjadi di Wamena, Papua. Tujuan kami mengadakan ini yaitu penyebarluasan informasi untuk kebutuhan publik dan juga sebaliknya, menampung informasi yang valid dari tim lapangan untuk disebarluaskan," ucap Presiden ACT Ibnu Khajar, di Kantor ACT Cilandak, Jakarta Selatan, Rabu (2/10/2019).
Sejalan dengan adanya program ini, Ibnu mengajak masyarakat untuk saling berkumpul untuk membantu dan membangun kembali Wamena seperti semula.
"Kami sampaikan saat ini bukan lagi saatnya untuk saling menghujat, bukan lagi saling menyalahkan. Sudah saatnya kita saling berkumpul sebagai sebuah bangsa. Apabila kita tidak bisa hadir lagsung untuk saudara-saudara kita di sana, kita bisa mengirimkan bantuan. Bantuan kita hadir sebagai sebuah bukti kepedulian kepada masyarakat Wamena," ucapnya. (ujm/ujm)