"Iya karena dianggap menghina tokoh mereka, di tulisan Ninoy itu," kata Jack Lapian saat dihubungi detikcom, Rabu (2/10/2019).
Jack mengatakan Ninoy selama ini memang aktif membuat artikel berkaitan politik. Ninoy juga disebutnya banyak mem-posting isu-isu berkaitan dengan orang-orang yang berseberangan pandangan politik dengannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski begitu, Jack tidak mau berspekulasi soal identitas para pelaku penculikan. Namun, jika dilihat dari latar belakang permasalahan, Jack menduga pelaku memiliki pandangan politik yang berbeda dengan Ninoy sehingga tersinggung oleh tulisan Ninoy.
"(Pelaku) yang pasti pihak yang berlawanan 'politiknya' dengan Ninoy," kata Jack.
Ninoy diculik dan dianiaya di tengah demo di kawasan Pejompongan, Jakarta Pusat, pada 30 September 2019. Ninoy kemudian dibawa ke sebuah masjid dan diinterogasi tujuannya memotret aksi di lokasi tersebut.
Para pelaku sempat memeriksa laptop dan ponsel Ninoy, hingga Ninoy dicecar soal keaktifannya di media sosial. Dalam situasi di bawah tekanan, Ninoy dipaksa mengaku sebagai buzzer Jokowi-Amin.
Mereka juga menganiaya Ninoy hingga babak belur. Salah satu pelaku yang menginterogasi Ninoy juga mengancam akan menganiaya kembali Ninoy.
Video persekusi terhadap Ninoy beredar viral di media sosial. Ninoy kemudian diantar pulang oleh para pelaku ke rumahnya sekitar pukul 08.00 WIB, Selasa (1/10). Dalam video yang beredar, pelaku juga sempat menyebutkan bahwa Ninoy 'menyerang' tokoh-tokoh dari para pelaku.
Ninoy akhirnya melaporkan kejadian itu ke Polda Metro Jaya. Polisi masih menyelidiki kasus tersebut.
Halaman 2 dari 2











































