Pelantikan digelar di ruang rapat paripurna, Nusantara V, kompleks MPR/DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (2/10/2019) pukul 00.55 WIB. La Nyalla dilantik bersama pimpinan DPD lainnya.
"Ketua La Nyalla Mahmud Mattalitti, Wakil Ketua Nono Sampono, Wakil Ketua Mahyudin, Wakil Ketua Sultan Bachtiar Najamudin," kata Sekjen DPD Reydonnyzar Moenek saat membacakan keputusan DPD.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: La Nyalla Dilantik Jadi Ketua DPD 2019-2024 |
La Nyalla Mahmud Mattalitti atau yang akrab disapa La Nyalla lahir pada 10 Mei 1959 di Jakarta. La Nyalla dibesarkan dalam keluarga pengusaha dan akademisi.
Dikutip dari Antara, ayah La Nyalla, Mahmud Mattalitti, merupakan dosen yang pernah dipercaya sebagai Pembantu Dekan Fakultas Hukum Universitas Airlangga. Sedangkan kakeknya, Haji Mattalitti, adalah seorang saudagar Bugis-Makassar yang punya pengaruh di Surabaya, Jawa Timur.
Meskipun terlahir dalam keluarga yang berkecukupan, La Nyalla tak mau berpangku tangan. Dia memilih merintis usahanya sendiri hingga menjadi pengusaha besar.
Selain aktif sebagai pengusaha, La Nyalla diketahui aktif di organisasi kemasyarakatan, yakni organisasi Pemuda Pancasila (PP). Dia pernah menjadi Ketua PP. Berdasarkan catatan detikcom, La Nyalla juga masih aktif di PP dan menjabat Majelis Pimpinan Wilayah (MPW) Pemuda Pancasila Provinsi Jawa Timur periode 2017-2022.
La Nyalla juga pernah menjadi Ketua Umum PSSI pada 2015 hingga 2016. Saat PSSI dipimpin olehnya, organisasi sempat dibekukan oleh Menpora Imam Nahrawi karena tidak mengindahkan rekomendasi Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) untuk meloloskan Arema dan Persebaya.
Tahun 2016, La Nyalla pun sempat ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan korupsi penggunaan dana hibah pada Kadin Jatim untuk pembelian IPO (initial public offering) Bank Jatim oleh Pidana Khusus (Pidsus) Kejaksaan Tinggi Jawa Timur. Dia sempat jadi buron karena pergi ke Malaysia dan Singapura. Setelah masa tinggalnya overstay, La Nyalla pulang ke Indonesia dan dibawa ke Kejagung. Pada 5 September 2016, La Nyalla didakwa melakukan korupsi dengan memperkaya diri sendiri senilai Rp 1,105 miliar atas kasus dana hibah ini.
Pada 27 Desember 2016, Pengadilan Tipikor Jakarta memvonis bebas La Nyalla. Mendengar putusan itu, La Nyalla langsung sujud syukur di ruang sidang.
![]() |
Pada Januari 2018, dia berseteru dengan dengan Gerindra. Perseteruan ini bermula ketika La Nyalla melontarkan isu soal mahar Rp 40 miliar yang diminta oleh Gerindra saat La Nyalla ingin maju sebagai Cagub Jatim. Namun isu ini pun selesai usai La Nyalla mengirimkan klarifikasinya ke Bawaslu Jatim.
La Nyalla lantas maju sebagai senator dari Jatim pada Juli 2018. Dia lantas menang dengan perolehan suara 2,2 juta.
Pada akhir 2018, La Nyalla Mattalitti mengaku sempat ikut menyebarkan isu petahana Presiden Joko Widodo sebagai aktivis PKI. Ia sudah meminta maaf kepada Jokowi dan menyatakan kini telah bertobat.
"Waktu itu wajar saya bilang begitu karena oposisi, oposisi kan apa saja dihajar lawannya. Karena sekarang saya bukan oposisi, saya harus tobat," ungkap La Nyalla di kediaman Ma'ruf Amin, Jl Situbondo, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (11/12/2018).
La Nyalla pun menyesal telah mengembuskan berbagai isu negatif lainnya tentang Jokowi saat Pilpres 2014. Ia juga mengaku menjadi salah satu pihak yang ikut menyebarkan 'Obor Rakyat', media propaganda yang merugikan Jokowi.
La Nyalla kemudian ikut membantu pemenangan Jokowi-Ma'ruf. Ia menyatakan sudah berkeliling untuk mengkampanyekan program-program Jokowi. Dia juga mendirikan rumah pemenangan Jokowi-Ma'ruf.
![]() |
Kini La Nyalla baru saja dilantik menjadi Ketua DPD berdasarkan voting. Dia pun berjanji tak bakal rangkap jabatan, terutama untuk jadi pimpinan di MPR.
"Oh nggak, saya tidak (akan jadi wakil DPD di MPR). Saya taat aturan. Sudah ya, saya cukup Ketua DPD," kata La Nyalla di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (2/10/2019).
Halaman 2 dari 3