"Jadi gini, rakan-rekan sudah paham betullah. Mereka selalu memprovokasi petugas, masuk rumah sakit, masuk ambulans, tempat ibadah, masuk fasilitas publik, nanti ketika polisi masuk ada bagian yang menviralkan," ujar Dedi di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (1/10/2019).
Dedi menyebut ada kelompok-kelompok yang telah membagi tugas seperti ada yang membuat provokasi dan ada yang mengunggah dan menyebarkan di media sosial dengan narasi yang provokatif. Dedi menyebut, narasi provokasi itu dibuat guna membakar emosi masyarakat.
"Udah ada membuat videonya, sudah ada bagian yang menfoto. Itu sudah ada tugasnya masing-masing kelompok itu. Diviralkan, dibuat narasi, upload di media sosial, membakar lagi masyarakat, mengagitasi masyarakat," jelas Dedi.
Namun demikian, Dedi berharap masyarakat tidak terpancing provokasi tersebut. Menurutnya, masyarakat sudah tahu pola provokasi yang dilakukan guna membakar emosi masyarakat.
"Saya rasa masyarakat sudah makin cerdas pola-pola yang digunakan kelompok tersebut," lanjutnya.
(lir/jbr)