DPRD Minta Pemprov Banten Bantu Warganya yang Ingin Pulang dari Papua

DPRD Minta Pemprov Banten Bantu Warganya yang Ingin Pulang dari Papua

Bahtiar Rifa'i - detikNews
Selasa, 01 Okt 2019 13:24 WIB
Evakuasi pengungsi dari Wamena. (Dok. Dispen TNI AU)
Jakarta - Ketua DPRD Banten Andra Soni mendorong Pemprov Banten bisa membantu belasan warga yang saat ini berada di Sentani dan Waena di Jayapura, Papua. Ia mengaku baru mendapat kabar ada warga Banten yang tak punya ongkos untuk pulang karena resah di sana.

"Pertama saya akan segera menelepon pemda, karena mereka merantau di sana, kita akan monitor ke pihak terkait, insyaallah akan bisa mengatasi masalah di sana," kata Andra Soni saat dihubungi melalui sambungan telepon di Serang, Banten, Selasa (1/10/2019).


Ia berharap warga yang di sana bisa dibantu untuk pulang. Selain itu, pihak keamanan bisa melindungi warga Banten di Papua.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Harapan pribadi ini bisa dibantu, saya berharap kepala daerah mana pun bahwa di sana memang ada masalah, kita berharap juga pihak keamanan bisa melindungi seluruh warga negara Indonesia, Papua juga Indonesia, mudah-mudahan bisa diatasi masalahnya," ujarnya.



Sebelumnya, seperti diceritakan Nurhasanuddin (28), warga Kota Serang yang ada di Sentani, saat ini ada belasan orang Banten, seperti dari Pontang, Pamarayan, dan dari Kota Serang, yang ingin pulang ke daerahnya. Namun mereka terhambat biaya dan ongkos pesawat.

Khusus warga Banten dari Pontang, mereka kebanyakan berjualan remote televisi di daerah Papua. Mereka mengontrak rumah di daerah Waena dan diisi sekitar 10-15 orang.

"Sekarang ini ada beberapa orang di Jayapura, di Sentani ini ada yang mau pulang tapi nggak punya uang," kata Nurhasanuddin saat dihubungi dari Serang, Banten, Selasa (1/10/2019).

Namun dia memperkirakan masih ada beberapa warga dari Banten, termasuk penjual remote, yang masih belum terdata di Jayapura. Mereka sebagian masih berjualan tapi tidak berani masuk ke pelosok-pelosok.

"Cuma mereka ada yang tersebar, ada yang ke Jayapura, jadi nggak kumpul satu titik. Tapi ada yang masih jualan juga cuma nggak berani ke pelosok," kata Nurhasanuddin yang juga penjual bubur ini.
Halaman 2 dari 2
(bri/rvk)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads