"Kalau Permadi kan senior dan sahabat saya di Komisi I, konsentrasi aja urus kesehatannya, kemarin teriak-teriak minta tolong, diperiksa baru dipanggil dua kali saja sudah bengkok-bengkok jalannya," ujar Ngabalin kepada wartawan, Minggu (29/9/2019).
Dia mengatakan tindakan Permadi dkk itu difaktorkan karena masih adanya rasa kebencian terhadap Jokowi. Namun tidak etis jika Permadi mengatasnamakan rakyat untuk mendukung kegiatannya itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ngabalin pun tidak menganggap penting pertemuan itu. Lagi pula, menurutnya, masyarakat sudah mengetahui bagaimana perilaku Permadi dkk. Dia pun menyerahkan hal itu kepada pihak yang berwenang.
"Nggak ada masalah dia mau ketemu sampai berapa puluh banyak juga nggak apa-apa, emang orang nggak tahu dengan kelakuannya semua. Biar nanti polisi dan tentara saja yang berurusan dengan mereka," katanya.
Sebelumnya, politikus Partai Gerindra, Permadi, melakukan pertemuan tertutup dengan purnawirawan TNI Soenarko dan Al Khaththath untuk membagi tugas guna melakukan gerakan people power. Seusai pertemuan, Permadi menyebut mendukung penurunan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebelum pelantikan.
"Kalau MPR tidak terdiri dari partai-partai pendukung Jokowi, sudah di-impeachment, karena sudah menyalahi sumpah jabatan, ada dalam UUD. Tetapi, karena partai adalah pendukung Jokowi, dilakukan pembiaran sehingga Indonesia rusak tidak keruan. Karena itu, saya mendukung kekuatan mahasiswa untuk Jokowi diturunkan," ujar Permadi di kediamannya, Jalan Pengadegan Barat No 41, Jakarta Selatan, Sabtu (28/9/2019).
Saat disinggung waktu menurunkan Jokowi, Permadi menyebut sebelum pelantikan presiden-wakil presiden pada Oktober nanti.
"Sebelum pelantikan (Jokowi) targetnya (diturunkan), nggak tahu, pokoknya sebelum pelantikan. Kita tidak menggunakan nama kelompok. Kita adakan saja pertemuan biasa, antarkelompok, antargenerasi," jelas dia.
Halaman 3 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini