Palu - Ribuan umat Islam di Palu, Sulawesi Tengah menggelar zikir akbar dan doa bersama di Ruang Terbuka Hijau (RTH) Lapangan Vatulemo. Zikir dan doa bersama itu dalam rangka memeringati setahun pascabencana
gempa dan tsunami.
Dzikir bersama dan pemanjatan doa di pimpin oleh Pimpinan Majelis Dzikir Nurul Khairaat Habib Shaleh. Dalam sambutannya, Ketua MUI Kota Palu, KH Zainal Abidin menjelaskan, zikir berarti mengingat Allah SWT.
"Zikir adalah mengingat. Artinya adalah mengingat Allah SWT yang terucap lewat lidah atau dalam hati," kata Abidin seperti dikutip dari
Antara, Sabtu (28/9/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam kaitannya dengan bencana alam, Abidin mengungkapkan ada empat arti dari satu peristiwa bencana yang terjadi. Pertama bencana alam bencana alam yang terjadi merupakan suatu peristiwa yang bukan karena ulah manusia.
"Karena itu, bencana yang terjadi bukan karena ulah seseorang. Melainkan karena ketetapan," ujar ketua ketua FKUB Sulawesi Tengah itu.
Kedua, bencana dapat mengandung arti suatu peristiwa yang terjadi disebabkan karena ulah manusia atau yang disebut dengan sebutan musibah. Kemudian yang ketiga disebut dengan sebutan fitnah atau ujian. Berikutnya yang ke-empat bencana dapat mengandung arti, azab atau siksa dari Allah.
"Karena itu tidak boleh ada menyebutkan bahwa gempa bumi, tsunami dan likuefaksi adalah adzab. Sebab, tidak ada yang berhak menyatakan itu adzab. Hanya Allah yang berhak dan Allah lah yang lebih tahu," katanya.
Sementara itu, Wali Kota Palu Hidayat menghimbau kepada masyarakat agar menghadapi bencana yang terjadi dengan kesabaran. Dia menyebut, doa dari kita semua dapat membantu para korban yang telah mendahului untuk mendapatkan tempat yang layak di sisi Allah.
Karena itu, melalui momentum tersebut Hidayat mengajak kepada umat Islam dan masyarakat di Kota Palu untuk mengirimkan doa.
"Semoga apa yang dilakukan menjadi amal ibadah di sisi Allah," pungkas Hidayat.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini