"Kita berkumpul di sini dengan satu niat, niat kita ingin menggapai rida Allah. Karena Indonesia yang kita cintai harus diselamatkan, harus diselamatkan dari tangan-tangan jahat, dari tangan korup, dari tangan-tangan penguasa yang hatinya penuh kebencian terhadap Islam," kata Edy saat beroasi dari mobil komando di depan Patung Kuda, Jl Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Sabtu (28/9/2019).
Edy di hadapan massa, menyebut Indonesia dalam kondisi tidak baik. Di juga menyindir polisi yang sempat menahan sejumlah ambulans karena diduga membawa stok batu untuk massa anarkis dalam demo ricuh di kawasan DPR.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bahkan dari kalangan medis, medis saudara yang dalam perang sekalipun dilindungi. Medis oleh aparat kita digebuki, dan menyebar hoax ambulans kita membawa batu, membawa bensin. Begitu PMI bilang tidak ada, petugas PMI digebuki, pasien digebuki. Baru polisi bilang maaf, bukan begitu maksudnya," kata Edy.
Selain itu, Edy menyinggung penangkapan sejumlah tokoh karena ujaran kebencian di media sosial.
"Polisi begitu gagah menjaring dengan UU ITE. Mereka menebarkan kebohongan, fitnah, hoax, siapa yang menuntut mereka, mereka dengan mudah bilang mohon maaf bukan begitu maksudnya, pala lu peyang! Apa kita diam saja? Lawan, lawan, lawan. Allahuakbar," tuturnya.
Sebelumnya terkait demo ricuh, polisi mengamankan beberapa ambulans milik PMI dan Pemprov DKI karena dituding membawa batu untuk pendemo. Belakangan polisi menyebut itu adalah kesalahpahaman.
Diketahui bahwa batu-batu tersebut dibawa oleh 3 orang perusuh yang bersembunyi di dalam ambulans tersebut. Delapan unit ambulans dikembalikan, termasuk satu unit milik Pemprov DKI dan 5 milik PMI.
Gubernur DKI Anies Baswedan mengungkap petugas medis awaks ambulans mengalami cedera. Soal siapa pihak yang mencederai petugas-petugasnya, Anies mengaku tidak tahu. Polisi mengatakan tengah melakukan penyelidikan.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini