Berdasarkan keterangan yang diterima detikcom, Sabtu (28/9/2019), Paolo telah meneliti budaya Dayak dan mengumpulkan artefak sejak awal tahun 2000-an. Para pengunjung berdecak kagum melihat artefak yang berhasil dikumpulkan Paolo
"Kami ingin warga Swiss melihat sisi lain dari budaya Dayak. Jadi kami menata pameran kontemporer ini dari sudut pandang orang Dayak sendiri," ujar Paolo.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
KBRI Bern pun menyampaikan apresiasi tinggi dan dukungan penuh pada pelaksanaan pameran ini. Fungsi Pensosbud KBRI Bern, Ruth Yohanna, mengatakan Dayak merupakan salah satu suku di Indonesia yang masih terjaga dengan baik.
"Dayak adalah salah satu etnis Indonesia yang masih terjaga dengan baik, kami sangat bangga bisa menyaksikan pameran budaya Dayak di Swiss ini," kata Ruth.
Museo delle Cultura di Lugano merupakan museum yang berfokus pada pelestarian kebudayaan kuno. Diinisiasi oleh Serge Brignoni (1903-2002) yang berminat pada ukiran kayu dari Kalimantan, Museo delle Cultura menjadi museum dengan koleksi patung dan ukiran Dayak yang paling lengkap di dunia. (tsa/tsa)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini