Prabowo mulanya berbicara tentang tugas-tugas pemerintah dalam membangun suatu negara. Dia menjelaskan pemerintah seharusnya melindungi bangsa, mencerdaskan dan menyejahterakan rakyat. Namun, jika salah satu tugas itu tidak dijalankan, rakyat akan menuntut penyelesaian tugas itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Artinya apa? Kalau negara tak berhasil melindungi rakyatnya, dan negara tidak berhasil sejahterakan rakyat, apa risikonya yang harus diambil? Bahwa negara itu gagal. Kalau semua saluran politik, semua saluran keadilan, semua saluran tempat rakyat kecil bisa menyuarakan kecemasannya, bisa mendapat perlindungan, kalau semua saluran itu tidak bekerja, apakah kita salahkan anak-anak kita turun-turun ke jalan?" imbuhnya.
Prabowo lantas berkelakar kepada peserta simposium yang mayoritas adalah civitas akademika Universitas Kebangsaan Republik Indonesia (UKRI), dia meminta mahasiswa UKRI tak memakai atribut UKRI saat melakukan aksi.
"Ini tidak saya anjurkan turun ke jalan, ya. Apalagi pake blazer (almamater) UKRI. Awas, Rektor, kalau demo, jangan bawa blazer UKRI-lah," ucapnya.
Dia pun berharap masalah Indonesia saat ini bisa selesai dengan damai. Dia berharap semua pihak mematuhi aturan hukum yang ada.
"Kita berharap selalu penyelesaian itu damai, itu pegangan saya dari dulu. Karena itu, saya selalu menempuh jalur konstitusi, disakiti tidak masalah kok, baru disakiti. Waktu kita muda saja, kita nggak punya apa-apa saja, nyawa saya silakan diambil untuk bangsa," tuturnya.
Prabowo juga mengimbau aparat keamanan, dalam hal ini polisi, yang bertugas menjaga aksi demo mahasiswa untuk tidak represif. Dia meminta seluruh aparat keamanan menjaga rakyat.
"Siapapun yang pimpin pemerintah harus ayomi rakyatnya, saya juga imbau petugas aparat, tolong anda adalah milik rakyat Indonesia," kata Prabowo.
Eks Danjen Kopassus ini lalu memberi contoh pengamanan demo di negara lain. Menurut Prabowo, tak ada korban jiwa dalam demo-demo di Prancis atau Hong Kong yang banyak terjadi.
"Coba lihat di Prancis, berapa bulan sudah demo mungkin hampir satu tahun tapi nggak ada yang mati, negara totaliter, negara komunis totaliter seperti Hong Kong saja sudah lebih 8 minggu (demo)," tutur eks capres itu.
Prabowo meminta semua pihak, termasuk aparat, untuk menghadapi aksi demo tidak dengan emosi. Ia juga berharap agar ada solusi terbaik dari demo-demo yang dilakukan beberapa waktu belakangan ini.
"Kita mohonlah, seluruh pihak tenang bahwa kita cari solusi," tutur Prabowo.
Sebelumnya, Prabowo turut mengomentari aksi-aksi mahasiswa. Dia mengatakan para mahasiswa yang turun ke jalan mempunyai alasan.
Dia juga mengingatkan akan tugas pemerintah yaitu melindungi, menyejahterakan rakyatnya. Dia mengatakan jika tugas itu telah dilaksanakan maka mahasiswa tak akan menggelar aksi.
"Kalau negara tak berhasil melindungi rakyatnya, dan negara tidak berhasil sejahterakan rakyat, apa risikonya yang harus diambil? Bahwa negara itu gagal. Kalau semua saluran politik, semua saluran keadilan, semua saluran tempat rakyat kecil bisa menyuarakan kecemasannya, bisa mendapat perlindungan, kalau semua saluran itu tidak bekerja, apakah kita salahkan anak-anak kita turun-turun ke jalan?" kata Prabowo.
Demo mahasiswa pada Selasa (24/9) berakhir ricuh di sejumlah daerah, termasuk Jakarta. Mahasiswa menyebut perusuh merupakan pihak lain yang memanfaatkan momen demo mahasiswa. Kemudian kericuhan juga terjadi saat aksi demo pelajar siswa SMA dan SMK/STM kemarin, Rabu (25/9).
Pemerintah memastikan perusuh dalam demo merupakan gelombang aksi dari kelompok yang ingin agar negara menjadi ricuh. Salah satu agendanya adalah untuk menggagalkan pelantikan presiden dan wapres terpilih, Joko Widodo-Ma'ruf Amin.
Halaman 2 dari 3
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini