Hal itu disampaikan Menlu Retno saat bicara dalam 'OIC Contact Group on Rohingnya Muslim Minority in Myanmar' di sela-sela Sidang Majelis Umum ke-74 Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Agenda tersebut dihadiri negara-negara Organisasi Kerjasama Islam (OKI).
"Saya adalah menlu yang sudah dua kali ke sana. Saya tahu persis penderitaan yang dialami pengungsi yang ada di sana. Kita yang duduk di ruangan ini tidak ingin lihat penderitaan yang lebih buruk lagi dari masyarakat di Cox's Bazar," ucap Retno di Markas PBB, New York, Amerika Serikat, Rabu (25/9/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia lalu menawarkan empat poin penting yang perlu ada dalam repatriasi pengungsi Rohingnya. Empat poin itu adalah jaminan keamanan dan kebebasan untuk kembali, dialog dengan pengungsi untuk membangun kepercayaan, penyediaan kebutuhan dasar, serta mempromosikan dialog antarkeyakinan.
"Pada saat saya bicara ini sangat diamini oleh sekjen OKI, tadi dia langsung merespons dan apa yang dilakukan oleh Indonesia sangat diapresiasi," katanya usai acara tersebut.
Oleh sebab itu, dia mengajak sesama negara OKI untuk menyatukan langkah. Retno berhara negara-negara dapat ikut berkontribusi agar para pengungsi dapat kembali ke rumah mereka di Rakhine State, Myanmar.
Repatriasi atau pemulangan kembali ke negara asal perlu diusahakan karena para pengungsi ini sudah bertahun-tahun ada di pengungsian. Retno juga khawatir kondisi ini dapat memunculkan bibit-bibit radikalisme.
"Saya khawatir akan muncul radikalisme. Kemungkinan muncul radikalisme akan besar sekali. Bisa dibayangkan apa yang akan terjadi dengan kawasan kita dari sisi perdamaiannya, stabilitasnya, keamanannya," ungkap Retno.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini