"Data real-time pukul 08.00 WIB tanggal 25 September 2019 parameter PM 2,5 nilai konsentrasi 60 di bawah baku mutu dengan kategori baik," kata Kabag Humas Kota Jambi, Abu Bakar, dalam rilis yang dilihat detikcom, Rabu (25/9/2019).
Warga Kenali Besar di Kota Jambi, Yasri, mengaku udara di Jambi menjadi lebih segar saat ini. Kabut asap juga tampak tidak lagi mendominasi langit.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Alhamdulillah sudah tidak ada lagi terlihat asap pekat itu. Kondisi udara di Kota Jambi hari ini segar sejak diguyur hujan yang berapa hari terakhir ini," kata Yasri secara terpisah.
"Sudah lama tidak merasakan udara segar ini, sejak 3 bulan lamanya asap karhutla itu menyelimuti, rasanya napas sangat sesak menghirupnya, kesehatan terganggu oleh bau asap itu. Semoga udara segar ini bisa terus dapat dinikmati masyarakat, bukan hanya di Jambi saja, tetapi di seluruh daerah yang juga dikepung oleh kabut asap karhutla itu," imbuh Yasri.
Sementara itu, hotspot di wilayah Jambi pun pada hari ini jauh berkurang dari sebelumnya. Dikutip dari situs resmi Lapan, jumlah titik api (hotspot) di Jambi hanya terpantau 36 titik. Jumlah itu sangat kecil dari hari kemarin yang terpantau 138 hotspot.
Penegakan hukum dalam kasus karhutla di Jambi ini juga sudah ditangani polisi. Sejauh ini, Polda Jambi juga sudah menetapkan 39 tersangka karhutla dari individu serta 1 dari pihak korporasi, yaitu PT Mega Anugerah Sawit (MAS), yang berlokasi di Kabupaten Muaro Jambi.
Bahkan KLHK RI juga sudah telah melakukan penyegelan di lahan konsesi, yaitu PT Alam Bukit Tigapuluh (ABT), di Kecamatan Sumay, Kabupaten Tebo, Jambi. Penyegelan yang dilakukan KLHK RI itu hanya untuk proses penyelidikan lantaran area konsesi itu terbakar sejak Agustus 2019.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini