Papua kembali membara. Dua aksi di Jayapura dan Wamena berujung kerusuhan.
Kerusuhan di Wamena diduga berawal dari hoax ucapan rasisme guru. Masyarakat yang terprovokasi, menggelar aksi lalu berujung kerusuhan.
"Pada tanggal 18 September 2019 lalu di Wamena ada isu seorang guru mengeluarkan kata rasis. Setelah dilakukan pengecekan, isu itu tidak benar. Akibat provokasi tersebut, para pelajar maupun masyarakat melakukan unjuk rasa dan terjadi pembakaran beberapa kantor pemerintah, seperti kantor Bappeda, ruko-ruko milik masyarakat dan beberapa motor juga dibakar," kata Kabid Humas Polda Papua Kombes Ahmad Mustofa Kamal, Senin (23/9/2019).
Kerusuhan diawali dari aksi demonstrasi pelajar PGRI. Ternyata, aksi ini disusupi massa dari Komite Nasional Papua Barat (KNPB) dengan menggunakan seragam SMA.
Baca juga: Rusuh Wamena, 16 Orang Warga Tewas |
"Itu (aksi pelajar) dari PGRI yang disusupi KNPB dan mahasiswa. Mereka pakai baju seragam SMA. Jadi bukan pelajar semuanya, tapi aksi itu sudah disusupi," ujar Kapolres Jayawijaya AKBP Tonny Ananda Swadaya memberi keterangan terpisah.
Aksi massa yang menyusup ke barisan pelajar PGRI sempat bentrok dengan pelajar sekolah Yayasan Yapis. Penyebabnya, pelajar Yapis menolak ikut berdemonstrasi dengan massa tersebut.
Akibat rusuh di Wamena, tujuh orang polisi mengalami luka. terkena panah.
"Ya, 7 orang luka-luka. Dia pakai panah busur," kata Tonny.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sedangkan Kapendam Cenderawasih Letkol Cpl Eko Daryanto menyebut ada 16 orang warga tewas akibat kerusuhan di Wamena.
"Sementara lagi didata, dapat dilaporkan 16 orang meninggal warga masyarakat," katanya.
Kondisi di Wamena sudah berhasil dikendalikan aparat gabungan TNI-Polri. Saat ini aparat membantu evakuasi warga yang memilih mengungsi.
Selain itu warga pendatang di Wamena mengungsi ke kantor polisi-TNI. Mereka mengungsi karena terancam pasca rusuh di Wamena.
Selain di Wamena, kerusuhan terjadi di Expo Waena, Jayapura. Satu prajurit TNI Praka Zulkifli gugur, sedangkan enam anggota Brimob terluka.
Kerusuhan di Expo Waena terjadi setelah Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) melakukan penyerangan usai diantar dari aula Universitas Cenderawasih (Uncen). Mereka diangkut dari Uncen karena menduduki aula dan melakukan provokasi terkait pembentukan posko mahasiswa.
Kapolri Jenderal Tito Karnavian pernah berbicara soal KNPB terkait rusuh di sejumlah wilayah Papua-Papua Barat beberapa waktu lalu.
Kapolri menyebut aktor lokal ULWMPP (United Liberation Movement for West Papua) dan KNPB (Komite Nasional Papua Barat) serta Benny Wenda sebagai dalang rusuh di Papua hingga Papua Barat. Kelompok ini, sebut Tito, juga memengaruhi pergerakan Aliansi Mahasiswa Papua (AMP).
"Kalau terus menerus ini dilakukan, kita sudah tahulah kelompok yang lain, ULMWP sama KNPB catat itu kata saya. Saya sudah dapat beberapa data, KNPB main, ULMWP main, saya tahu rangkaiannya ke mana, termasuk ke gerakan AMP, teman-teman Aliansi Mahasiswa Papua digerakkan mereka," papar Tito, Kamis (5/9).
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini