Kabid Humas Polda Papua Kombes Ahmad Mustofa Kamal memaparkan, pada sekitar pukul 07.25 WIT, terjadi penyerangan ke Sekolah Yapis Wamena. Penyerangan
diduga dilakukan massa bersama pelajar dari SMA PGRI.
"Telah terjadi penyerangan ke Sekolah Yapis Wamena oleh anak SMA PGRI yang tergabung dengan masyarakat kurang-lebih sekitar 200 orang," kata Kamal dalam keterangan tertulis kepada wartawan, Senin (23/9/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari sini massa membakar sejumlah fasilitas pemerintah, umum, dan milik warga. Polisi dan TNI masih berupaya mengendalikan situasi.
"Terkait dengan isu ucapan rasisme, itu tidak benar. Kami juga sudah menanyakan kepada pihak sekolah dan guru dan kita pastikan tidak ada kata-kata rasis. Kami harap masyarakat di Wamena dan di tanah Papua tidak mudah terprovokasi isu yang belum tentu kebenarannya," tutur Kamal.
Sementara itu, Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo sebelumnya menyatakan demo yang berujung pembakaran itu diduga dipicu hoax. Namun belum dijelaskan hoax rasis yang dimaksud.
"Untuk Wamena, saat ini situasi sudah dikendalikan oleh aparat dari TNI dan Polri," kata Dedi di Mabes Polri, Jakarta.
Dedi menyampaikan pihaknya terus melakukan dialog dengan para tokoh, seperti tokoh masyarakat, agama, dan adat. "Untuk sama-sama kita menjaga situasi kamtibmas," ujarnya.
Selain di Wamena, kerusuhan terjadi di Expo Waena, Jayapura. Satu anggota TNI gugur dan dua personel Brimob terluka.
Rusuh di Jayapura terjadi saat para pendemo dipulangkan setelah menduduki aula Universitas Cenderawasih (Uncen). Mereka tiba-tiba menyerang aparat saat tiba di Expo Waena. (fdn/tor)