Idul Fitri Berdarah Jangan Sampai Terulang di Poso
Sabtu, 29 Okt 2005 16:50 WIB
Jakarta - Kasus Sabtu (29/10/2005) pagi di Poso menjadi tantangan besar bagi aparat kepolisian untuk segera mengungkapnya. Jangan sampai tragedi Idul Fitri berdarah yang mengawali konflik Ambon beberapa tahun lalu kembali terulang."Indikasinya sangat kuat. Pelaku sengaja mencari momentum di mana umat ada suasana religius tertentu seperti Idul Fitri, Natal dan sebagainya," kata Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah, Din Syamsuddin.Hal tersebut ia sampaikan pada wartawan, seusai acara pembagian ribuan paket sembako pada warga miskin, siang ini di Kantor PP Muhammadiyah, Jl. Cikini Raya, Jakarta, Sabtu (29/10/2005) siang. Ini menanggapi kasus penyerangan dan pemenggalan kepala tiga orang siswi SMA di Poso, Sulawesi Tengah, pagi tadi.Mencegah terjadinya apa yang jadi kekhawatirannya di atas, Din mendesak kepolisian agar mewaspadai kemungkinan terjadinya kasus Poso di tempat rawan konflik lainnya yang belum sembuh benar. Baik yang dikarenakan isu pemekaran wilayah maupun sentimen keagamaan. Seperti Ambon, Irian Jaya Barat dan Mamasa.Khusus untuk kasus Poso, Din berharap pemerintah secara konsisten melaksanakan dan menindaklanjuti hasil kesepakatan Malino yang tercapai pada tahun 2000. Yaitu ada penegakan hukum terhadap para pelaku utama yang telah ditetapkan pengadilan sebagai terpidana."Juga pengusutan tuntas tentang keterlibatan pihak ke-3. Kalau tidak, saya khawatir hal demikian akan terjadi lagi dan lagi," imbuhnya.
(nrl/)