Pantauan detikcom di dua tenda pengungsian kelurahan Rawabunga, Jatinegara, Jakarta Timur, Minggu (22/9/2019), pukul 13.00 WIB. Terlihat para pengungsi sedang beristirahat. Sebagian dari mereka juga terlihat memilah-milah bantuan yang diterima.
Kemudian terlihat pula anak-anak asyik bermain di dalam tenda. Para orang tua turut mendampingi sambil berbincang dengan sesama pengungsi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, terlihat juga kondisi di masjid Al Barokah yang menjadi posko pengungsian lainnya dipenuhi warga. Terlihat mereka sedang menyantap makanan yang dibagikan.
Namun, terlihat di lokasi bekas kebakaran juga masih banyak warga yang mengais harta benda yang masih bisa diselamatkan. Sebagian anak-anak juga membantu orang tuanya menyisihkan barang yang sudah terbakar.
Sementara itu, seorang pengungsi Suripto (61) mengeluhkan soal kondisi pascakebakaran. Ia mengaku kehilangan semua harta bendanya.
"Nggak ada yang kebawa (harta benda), orang (kebakaran) malem-malem, yah yang penting cucu-cucu, anak-anak di bawa semua, aman nggak ada luka luka," ucap Suripto.
Kakek yang memiliki 7 orang cucu ini juga khawatir dengan kondisi cucunya yang tidak memiliki seragam sekolah. Ia khawatir lantaran cucunya tidak bisa berangkat sekolah besok.
"Yah nyari-nyari aja yang tersisa aja, dari sumbangan juga barangkali ada (seragam) yang layak pakai, belum tahu juga, kondisinya begini, sepatu juga belum ada, perlengkapan belum ada, baru (seragam) merah putih aja," ungkapnya.
Selain Suripto, seorang ibu rumah tangga Tuti juga terpaksa membawa anaknya yang berusia 21 bulan ke rumah keluarga terdekat. Ia memutuskan itu lantaran anaknya selalu meminta pulang ke rumahnya yang sudah habis terbakar.
"Dia kalau liat rumah yang udah habis terbakar itu inginnya pulang udah, sedangkan itu aja udah jadi debu gitu, sudah hancur, maunya pulang, dia selalu bilang "mah pulang", gitu," sebutnya.
Sementara itu salah seorang pengungsi lainnya, Tuti mengaku tidak nyaman dengan kondisi panas di dalam tenda. Ia berharap adanya kipas di tenda tersebut.
"Fasilitas pengungsian kurang ya, di sini panas, udah gitu juga banyak yang ngungsi, mungkin untuk kipas angin diadakan," sebutnya.
Dia juga mengeluhkan minimnya air bersih di lokasi pengungsian. Ibu rumah tangga ini berharap disediakan air bersih untuk digunakan keperluan MCK.
"Untuk air bersih juga minim, MCK juga baru kemarin, kita gitu aja air bersih sangat dibutuhkan untuk mandi," sebutnya.
Kondisi tidak nyaman juga dikeluhkan pengungsi lainnya, Suripto (61). Meski dinilai aman, Suripto mengaku para pengungsi tidak bisa tidur di tenda dan air bersih juga belum ada.
"Kondisi pengungsian sih sejauh ini aman, makanan terjamin. Hanya keluhannya ini panas, banyak nyamuk kalau malam nggak bisa tidur, air bersih juga belum ada," ucapnya.
Halaman 2 dari 3
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini