Mengenang BJ Habibie Sang Founding Father BPPT

Mengenang BJ Habibie Sang Founding Father BPPT

Rahel Narda Chaterine - detikNews
Rabu, 18 Sep 2019 15:57 WIB
Foto: Keluarga BJ Habibie dan BPPT mengenang BJ Habibie (Rahel Narda/detikcom)
Jakarta - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) menggelar doa bersama sekaligus obituari Presiden ke-3 RI BJ Habibie. BJ Habibie dikenang sebagai sang founding father BPPT.

Acara digelar di Gedung Pusat Inovasi dan Bisnis Teknologi, Jalan Komplek Puspitek, Serpong, Tangerang, Rabu (18/9/2019). Hadir dalam acara tersebut Kepala BPPT Hammam Riza dan putra-putra Habibie, Ilham Akbar Habibie dan Thareq Kemal Habibie.

"Innalilahi wainaliahirajiun. Tepat 1 minggu lalu hari Rabu jam 18.05 WIB, kita kehilangan orang tua, eyang kita, founding father BPPT. Seorang yang kita cintai dan kita banggakan, yaitu Bapak BJ Habibie," kata Hammam riza.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Hammam mengatakan meneruskan warisan Habibie menuju Indonesia maju merupakan tannggung jawab bersama. Dia mengenang saat melakukan audiensi di kediaman Habibie. Habibie saat itu disebut tetap bersemangat berbicara soal sumber daya manusia unggul meski kurang sehat

"Dan Pak Habibie yakin bahwa Indonesia bisa melaksanakan itu dengan dana sndiri, dengan sarana prasarana sendiri di dalam negeri. Kemudian membuka lapangan kerja yang cukup besar. Semangat itu mungkin hidup terus dalam diri seorang Habibie, persis pada saat kita semua msuk ke BPPT ini. Paling yang kita rasakan, para senior dan saya mungkin bisa kasih testimoni, apa yang dilakukan Pak Habibie itu memang sebuah lompatan bagi Indonesia," ucap Hammam Riza.



Hammam Riza menuturkan Habibie berpesan agar bangsa ini menguasai teknologi jika ingin negara maju. Dia amat bersyukur Habibie sempat tinggal dan mengenyam studi di Jerman karena pada akhirnya keputusan itu membawa perubahan baik bagi teknologi di Indonesia.

Selain itu, Hammam Riza menyebut Habibie menyumbang pemikiran terkait industri-industri strategis dan ujung tombaknya yakni di bidang dirgantara. Singkat kata, Hammam Riza menyebut semangat Habibie terkait dunia teknologi harus terus dijaga hidup.

"Pada akhirnya saya ingin ingatkan legasi dari Prof BJ Habibie, ini tidak bisa dipadamkan, legasi yang menjadikan BPPT aset bangsa dalam melakukan pembangunan berbasis teknologi, pembangunan berbasis inovasi, inovation driven economy. Sumber daya manusia iptek yang telah dilukis oleh Prof Habibie di masa lalu harus terus ada," jelas Hammam.

Sementara itu, Ilham Akbar Habibie mengucapkan terima kasih atas acara yang menurutnya sangat mengharukan bagi keluarga BJ Habibie. Dia lalu memberikan masukan kepada para hadirin yang disebutnya 'pewaris'.


"Saya mungkin di sini ingin memberikan beberapa masukan terhadap bagaimana sebetulnya kita sebagai pewaris. Ini ada warisan. Pewarisnya bukan saya saja, tapi juga kita semua dalam ruangan ini, bahkan dalam negara ini. Bagaimana caranya kita mewarisi begitu banyak hal yang dibuat oleh Bapak, baik dan benar, sehingga mencapai tujuan. Itu adalah yang terpenting, mencapai tujuan dan saya kira itu sebetulnnya satu, dalam bahasa inggris burning target," tutur Ilham.

Ilham berpesan agar bangsa ini jangan pernah puas akan capaiannya karena akan selalu ada tantangan. Dia ingin semua pihak mewarisi semangat BJ Habibie yang tak pernah menyerah. Selain itu, dia menyebut Habibie sering mencontohkan kepada bangsa ini agar jujur kepada diri sendiri.

"Kita nih mungkin harus jujur kepada diri sendiri di Indonesia. Apa yang akan terjadi di Indonesia kalau kita semangat memberikan semangat atau kita mau memberikan semangat kepada orang. Kenyataannya, terkadang memang di antara kita ada yang kurang senang kalau ada org yang berhasil," sebut Ilham.



Ilham meminta semua elemen bangsa saling mendukung dan itu yang diajarkan Habibie. Bangsa ini juga harus menanamkan sifat tanggung jawab.

Menurut hemat Ilham, almarhum ayahnya merupakan seseorang yang tidak suka membeda-bedakan dan ingin selalu merangkul. Lebih jauh Ilham menyebut cerdas saja tidak cukup.

"Tidak cukup hanya punya IQ 200 atau apapun, tidak cukup. Kita harus kerja keras. Benar-benar keras gitu ya. Dan bukan sekali dua kali, tapi secara berkesinambungan. Bertahun-tahun, puluhan tahun, harus keras," katanya.

Ditemui usai acara, Thareq Habibie menyebut almarhum ayahnya tidak pernah membanggakan sesuatu meski dikenal sebagai founding father BPPT. Menurutnya, Habibie sosok yang selalu ingin berkembang.


"Bapak saya tidak pernah cerita ke saya kalau dia mau membanggakan sesuatu, tapi dia tahu dia nggak ada waktu untuk, kalau dalam bahsa inggris istilahnya boasting ya, atau membanggakan sesuatu. Dia, 'Saya harus kerjakan' selesai. Dia harus maju lagi karena kan ini hanya harus dilaksanakan sebagai tools karena impian beliau kan adalah jangan kita kalah sama luar negeri. Orang Indonesia pinter-pinter kok," tutur Thareq.

Selain itu Thareq merasa nostalgia karena menghadiri acara ini. Dia menyebut ruangan yang didatanginya tak banyak perubahan.

"Nostalgia karena saya lihat foto-foto Bapak saya, ya nostalgia karena ini memang di sini foto-fotonya dan terakhir saya di sini tahun 85. Jadi segitu lamanya loh sekarang, sudah 24 tahun ya saya terakhir ke sini, ke ruangan ini. Gitu ya. Saya juga lihat-lihat, 'kok masih sama, kok masih sama'. Nostalgia sih kalau menurut saya," sebut Thareq.
Halaman 2 dari 3
(gbr/hri)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads