"Di PPU terkait suku dan bahasa. Alhamdulillah heterogen. Suku asli kita Suku Paser. Kemudian ada suku lain, seperti Jawa, Bugis, dan Mandar. Semua saling pengertian, persahabatan antarsuku itu sudah jadi ciri khas," kata Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan Setkab PPU Ahmad Usman saat berbincang dengan Tim Jelajah Ibu Kota Baru, detikcom, Senin (9/9/2019).
Dia juga menjelaskan suku-suku itu umumnya berbahasa sesuai dengan bahasa masing-masing. Tetapi ujungnya tetap memakai bahasa Indonesia. Selain itu, dalam hal ini Pemkab PPU tetap berusaha merawat bahasa asli Paser.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Selain itu, dia bercerita bahwa PPU mulanya memang daerah program trans pada masa pemerintahan Presiden Sukarno dan Soeharto. Karena itu, banyak penduduk PPU juga didominasi suku Jawa, Sunda, dan suku luar Kalimantan lainnya.
"Kita punya empat kecamatan, Penajam, Sepaku, Babulu, dan Kecamatan Waru yang merupakan daerah transmigran. Di Penajam, ada desa Sidorejo yang merupakan pemukiman transmigran. Empat kecamatan ini dulunya wilayah transmigrasi. Ada dari Jawa, Sunda, dan sebagainya," katanya.
Sebelumnya diketahui, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah memutuskan sebagian wilayah PPU dan Kutai Kartanegara (Kukar) sebagai lokasi ibu kota baru RI pada 26 Agustus 2019.
Sementara itu, Bupati Penajam Paser Utara Abdul Gafur Mas'ud menyebut ibu kota baru itu sebagian besar akan ada di PPU. Hanya, ia tak memerinci letak istana negara itu.
"Bapak menteri juga mengatakan bahwa sebagian besar, bahkan lokasi nanti titik Istana (Negara) itu ada di Penajam Paser Utara," kata Abdul kepada wartawan di Hotel Tara Yogyakarta, Kamis (29/8).
Simak laporan Jelajah Ibu Kota Baru, hanya di detikcom.
(rdp/dnu)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini