"Hujan buatan akan optimal jika terdapat ekosistem teknologi modifikasi cuaca (TMC). Jadi tidak terbatas hanya kegiatan di udara, menyemai awan dan menurunkan hujan. Tapi juga diiringi dengan kegiatan di darat, berupa ground control dan juga sosialisasi ke masyarakat," kaka Hammam seperti dalam keterangannya, Selasa (17/9/2019).
Terkait pelaksanaan hujan buatan, Hammam menyebut Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca (BBTMC) BPPT membidik awan yang berpotensi hujan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, terkait solusi teknologi untuk pencegahan karhutla di lahan gambut, Hammam memerinci langkah berikutnya adalah menyebarkan seluas-luasnya inovasi BPPT lainnya, yaitu pupuk hayati BioPeat ke lahan gambut. Dengan pupuk ini, imbuhnya, lahan gambut dapat menjadi subur karena memiliki unsur pH yang tinggi.
"Kami inginkan adanya inovasi BioPeat ini, mengubah cara masyarakat agar membuka lahan tanpa membakar. Kami sudah uji di Bengkalis, Pulau Sambu Kepri, dan Merauke. Telah dibuktikan di sana, bahkan lahan gambut dapat ditanami komoditas pertanian seperti jagung, juga buah nanas dan buah naga," jelasnya.
Hammam berharap karhutla ini dapat menjadi pelajaran agar mindset penanganan difokuskan dalam hal pencegahan.
"Saya harap ke depan dapat menjadi pembelajaran untuk menangani karhutla dari pencegahan. Dibutuhkan perencanaan dalam melakukan hujan buatan. Jadi potensi hotspot dapat dipadamkan sebelum terjadi kebakaran," sebut dia. (gbr/hri)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini