Junaedi mengatakan, peristiwa itu terjadi pada Kamis (12/9) malam. Sebelum mengamuk, Haedar menyuruh pembantunya untuk mengutang 3 bungkus rokok di warung tersebut.
"Mau ngutang, tapi karena enggak ada jadi enggak dikasih. Tiga bungkus (rokok), dia (pembantu) bilang nggak ada, pembantunya bilang nggak bisa, bukan nggak bisa tapi rokok lagi habis," ujar Junaedi saat ditemui detikcom di lokasi, Jumat (13/9/2019).
Pagar rumah warga juga rusak didorong Haedar. Foto: Matius Alfons/detikcom |
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dari situ dia ngamuk, nyabet saya, saya menghindar," ucapnya.
Bekas sabetan samurai di kusen warung Junaedi. Foto: Matius Alfons/detikcom |
"Nah akhirnya bacok-bacok meja saya yang di sini sampai hancur, jadi diambil sama dia kaca itu, disodor-sodorin ama saya," katanya.
Meja kaca di warungnya hacur diamuk Haedar. Pecahan kaca itu diamankan oleh Junaedi di dalam sebuah ember.
Pantauan detikcom di lokasi, bekas bacokan senjata tajam terdapat di kayu-kayu kusen warung Junaedi. Sebuah meja tampak bolong setelah kacanya hancur diamuk Haedar.
Kaca meja pecah diamuk Haedar. Foto: Matius Alfons/detikcom |
detikcom juga mencoba menyambangi rumah Haedar. Namun tidak ada yang keluar dari rumah bercat kombinasi merah-putih itu.
Haedar sempat diamankan polisi setelah mengamuk. Namun keluarga memberikan keterangan bahwa Haedar mengalami gangguan jiwa, sehingga polisi membawanya ke RS Jiwa Duren Sawit.
(mei/mei)












































Pagar rumah warga juga rusak didorong Haedar. Foto: Matius Alfons/detikcom
Bekas sabetan samurai di kusen warung Junaedi. Foto: Matius Alfons/detikcom
Kaca meja pecah diamuk Haedar. Foto: Matius Alfons/detikcom