Korban disebutkan beralamat di rumah kontrakan di RT 4 RW 5 Kelurahan Jatimelati, Pondok Melati, Kota Bekasi. detikcom mendatangi rumah kontrakan tersebut, namun keluarga korban sudah pulang ke kampung halaman di Majalengka, Jawa Barat, dan menguburkan korban di sana.
Ketua RT 4 Jatimelati, Rahmatullah, membenarkan soal kematian korban tersebut. Namun Rahmatullah menyebut korban meninggal bukan karena penganiayaan, melainkan karena sakit.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara Rahmat mengaku tak tahu soal adanya bullying ataupun penganiayaan fisik terhadap korban oleh teman-teman. Menurut Rahmat, isu yang berkembang di media sosial itu masih simpang siur.
"Saya nggak tau isu-isunya berantem atau apa ya. Itu simpang siur, nggak tahu permasalahannya apa, ternyata pas dijenguk ya (meninggal) karena tetanus," ujar Rahmat.
Informasi yang diperoleh Rahmat, korban meninggal karena terindikasi tetanus di bagian leher. Korban sempat dibawa ke Rumah Sakit Polri sebelum akhirnya meninggal pada Jumat (30/8) lalu.
"Dia meninggalnya itu baru kemarin, Hari Jumat (30/8)," ucap Rahmat.
Jasad korban dibawa keluarganya untuk dimakamkan di kampung halamannya di Majalengka, Jawa Barat. Keluarga korban, sebut Rahmat, juga tidak kembali ke Bekasi.
Rahmat menambahkan, keluarga korban juga tidak melapor soal kematian korban ke polisi. Sementara pihak kepolisian masih menyelidiki informasi viral tersebut.











































