PDIP Nilai Pidato Kontemplasi SBY Sejalan dengan Ide Jokowi

PDIP Nilai Pidato Kontemplasi SBY Sejalan dengan Ide Jokowi

Audrey Santoso - detikNews
Selasa, 10 Sep 2019 09:55 WIB
Foto: Politikus PDIP Eva Kusuma Sundari (Tsarina/detikcom)
Jakarta - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) mengatakan pidato komtemplasi yang diutarakan Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menunjukkan sikap yang sejalan dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi). PDIP menilai tidak ada pemikiran yang bertentangan antar kedua tokoh negara tersebut.

"Ini kan sikapnya baik dan saya melihat bagaimanapun ini situasi yang diinginkan Pak Jokowi. Tidak ada conficting di antara ide Pak Jokowi dengan Pak SBY," kata politikus PDIP, Eva Kusuma Sundari, kepada detikcom, Selasa (10/9/2019).

Dia pun menilai pidato SBY mengharukan karena menuangkan refleksi kehidupan Ketua Umum Partai Demokrat itu yang baru saja genap berusia 70 tahun. Eva berpendapat lewat pidato itu, SBY memberikan inspirasi tentang pembelajaran hidup.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


"Saya melihat bahwa pidato Pak SBY sangat mengharukan ya, karena berisi refleksi 70 tahun, di mana dia merasa banyak pembelajaran dalam hidup dan dengan penuh disyukuri, dan menarik pembelajaran hidup 70 tahun tersebut," ujar Eva.

Menurut Eva, salah satu hal penting yang disampaikan oleh SBY adalah mengenai sisi perekonomian negara. Dalam pidatonya, SBY memang bicara soal ekonomi, khusunya tentang kemiskinan.

"Ada dua hal yang ingin disampaikan pada bangsa ini dan diharapkan dapat menjadi agenda pemerintah. Saya lihat yang paling penting tentang perekonomian," ucap Eva.

Semalam, Senin (9/9), SBY menyampaikan pidato kontemplasi di kediamannya, Cikeas, Bogor, Jawa Barat. Selain ucapan syukur atas ulang tahunnya ke-70 dan cobaan berat yang dihadapinya karena kehilangan istri serta ibunda tercinta, SBY bicara soal situasi kebangsaan.

Terkait ekonomi, SBY mengingatkan tentang pesan para founding fathers. Dia berharap kemiskinan di Indonesia bisa berkurang, dan yang kaya bisa membantu yang miskin.


"Nilai dan perilaku kehidupan penting yang mesti kita anut adalah marilah kita berikhtiar seraya bergandengan tangan, agar bisa makmur bersama-sama. Kalau semua makmur, semua sejahtera, rasa keadilan akan datang dan bersemi di negeri ini," ucap SBY.

"Realistiknya adalah yang miskin makin berkurang, dan ketimpangan sosial ekonomi tidak semakin menganga. Yang kaya mesti ingat yang miskin, yang kuat mesti ingat yang lemah. Sementara itu, di arena kehidupan politik, ada pula yang harus kita jaga secara bersama," imbuhnya. (aud/zak)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads