Menurut Erlinda, dalam audisi badminton PB Djarum memang benar ada merek sebuah rokok. Namun dia memandang rokok dan persoalan audisi badminton PB Djarum merupakan hal yang berbeda.
"Satu sisi betul di situ adalah rokok, tapi di satu sisi di sini adalah pembibitan terhadap anak bangsa kita, dan audisi di sini. Saya katakan secara jelas, tidak ada eksploitasi (anak)," ujar Erlinda di Kantor Staf Kepresidenan, Jakarta, Senin (9/9/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mantan sekretaris KPAI ini lalu menanyakan maksud eksploitasi anak yang dinyatakan KPAI terhadap audisi badminton PB Djarum.
"Kalaupun dikatakan KPAI bahwa di badan mereka ada logo-logo Djarum itu adalah eksploitasi terhadap anak, tapi eksploitasi seperti apa?," kata Erlinda.
Pernyataan tersebut juga sudah disampaikan Erlinda kepada Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko (KSP) Moeldoko. Menurut Erlinda, Moeldoko meminta KPAI bijak dalam menyikapi masalah audisi badminton PB Djarum.
"Di luar dugaan saya, saya berpikir saya akan dimarahin, ditegur, tapi saya ucapkan alhamdulillah, ternyata Pak Moeldoko meminta bahwa KPAI harus lebih bijaksana, harus melihat ini secara komprehensif," tuturnya.
KPAI pun diminta tidak melihat polemik audisi badminton PB Djarum dengan kacamata kuda. Erlinda pun mengusulkan agar nama Djarum dalam audisi tersebut diganti dengan nama lain agar tidak mematikan bakat anak-anak berbakat dalam audisi tersebut.
"Artinya di sini, yuk segera, siapa pun yang menjadi mediatornya bukan berarti mematikan minat bakat anak-anak kita, tapi juga seperti apa. Tadi sudah saya sampaikan, kenapa tidak kita ganti saja, bukan audisi Djarum, tapi misalnya audisi bulu tangkis anak berprestasi atau silakan saja dengan nama-nama yang lain," paparnya.
Lebih lanjut Erlinda mengungkapkan, jika benar Djarum melalukan eksploitasi anak, mengapa hanya Djarum yang dikritik oleh KPAI.
"Jadi berharap bahwa rekan seperjuangan perlindungan anak, mari kita kedepankan kepentingan terbaik untuk anak itu tidak hanya dari PP, karena PP juga buatan manusia, dan bisa saja salah, kita juga bisa lihat perlindungan anak. Karena eksploitasi terhadap anak, ekonomi, seksual, dan sebagainya, seperti apa itu yang harus kita sampaikan jelas kepada masyarakat," jelasnya.
Halaman 2 dari 2