Kuntum bunga mekar itu berada di Desa Ulak Bandung, Kecamatan Muara Saung, Kaur. Ketua Pemuda Peduli Wisata (Peliwista) Dio Dian Anton Wijaya menyebut mereka menemukan bunga tersebut hari ini, Minggu
(8/9/2019). Tidak hanya satu, melainkan dua bunga.
"Untuk bunga yang sedang mekar, ada dua bunga saat ini. Besok diperkirakan akan mekar satu bongkol lagi," kata Dio kepada wartawan di Kaur.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
menuju titiknya sekitar seratus meter lagi.
Dio menjelaskan, sepanjang Agustus dan September ini, mereka sudah menemukan tujuh titik yang ditumbuhi Rafflesia. Jika sedang mekar, bunga ini umumnya memiliki lebar sekitar 30 hingga 50 sentimeter, tergantung lokasinya.
Rafflesia Arnoldi merupakan tumbuhan parasit tidak berakar, tidak berdaun dan tidak bertangkai. Kelangsungan hidup bunga ini, bergantung pada tanaman induk atau inang dan hanya dapat mekar sempurna selama satu minggu sebelum akhirnya layu dan mati.
Rafflesia Arnoldi pertama kali ditemukan Sir Thomas Stamford Raffles, pada tahun 1818 saat bertugas di Bengkulu bersama salah seorang ahli botani Josep Arnold Browen. Baru pada tahun 1920, kedua tokoh Inggris tersebut mengukuhkan Bengkulu sebagai Bumi Rafflesia sekaligus menamakan bunga langka tersebut dengan nama Rafflesia Arnoldi.
Bunga dengan nama lokal padma raksasa ini ditetapkan sebagai bunga nasional lewat Keputusan Presiden No 4/1993 bersama dengan melati dan anggrek bulan.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini