Wakil Ketua Dewan Kehormatan PAN Dradjad Wibowo mengatakan pemerintah China pandai melihat situasi. Apalagi, menurut dia, Presiden China Xi Jinping cerdas memainkan strategi One Belt One Road (OBOR).
"Dari situ kita akan paham bagaimana Presiden Xi Jinping dengan sangat cerdas memainkan OBOR," kata Dradjad kepada wartawan, Selasa (3/9/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut dia, China paham betul saat ini kondisi keuangan Indonesia sedang tidak baik. Namun pemerintah RI punya keinginan ambisius memindahkan ibu kota.
"China tahu Indonesia tidak punya cukup uang untuk memindahkan ibukota. Untuk membayar defisit BPJS saja, APBN kewalahan. Apalagi semester I/2019 ini penerimaan pajak hanya 38,25 persen dari target APBN," tuturnya.
"Di sisi lain, jangka waktu pemindahan ibu kota dibuat sangat ambisius. Harus pindah tahun 2024," imbuh Dradjad.
Dradjad mengatakan situasi ini jadi kesempatan bagi China untuk mengintervensi geopolitik-ekonomi Indonesia. Ia menyebut rencana pemindahan ibu kota cocok dengan langkah China.
"Uang kurang, waktu mepet. Bagi China, itu adalah kesempatan emas untuk 'mengunci' pengaruh geopolitik-ekonomi terhadap Indonesia. Ini karena proyek pemindahan ibu kota tersebut amat sangat klop dengan langkah China mengekspor 'soft power'-nya," ujarnya.
Karena itu, menurut Dradjad, istilah 'persembahan untuk Beijing' tepat. Sebab, pemindahan ibu kota itu ibarat umpan yang matang untuk China.
"Memakai istilah sepakbola, proyek pemindahan ibu kota itu seperti umpan yang sangat matang untuk China. Tinggal disontek sedikit, bola masuk ke gawang lawan. Itu sebabnya Pak Amien memakai istilah 'persembahan'," kata Dradjad.
Diberitakan sebelumnya, Amien Rais meminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) membatalkan rencana pemindahan ibu kota. Dia meminta pemerintah tidak perlu berbasa-basi.
"Kita orang Melayu tanpa ada basa-basi," kata Amien dalam seminar 'Menyoal Rencana Pemindahan Ibu Kota' di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (3/9).
Jika pemerintah tetap memindahkan ibu kota negara, Amien menilai hal itu dilakukan demi pemerintah China.
"Kalau mereka tetap akan mindah ibu kota padahal dipersembahkan untuk Beijing, ini pertanda memang, wallahualam," tuturnya.
Pernyataan Amien ini pun mendapatkan tanggapan dari partai pendukung pemerintah. Salah satunya Golkar, yang mengecam kritik Amien tersebut.
"Saya heran dengan sikap seorang Amien Rais dengan pernyataannya seperti itu. Pernyataan itu tidak mencerminkan bahwa beliau ini seorang eks guru besar Ilmu politik dan akademisi. Pernyataan itu lebih banyak didasari oleh asumsi-asumsi yang sangat tidak mendasar," kata Ketua DPP Golkar Ace Hasan Syadzily kepada wartawan, Selasa (3/9).
Amien Rais Tuding Ibu Kota untuk China, Istana: Tendensius
Halaman 2 dari 3











































