Fasilitas-fasilitas yang diresmikan yaitu X-Ray automated tray return system (X-Ray ATRS), autogate paspor (imigrasi), dan boarding pass scanner. Untuk Indonesia, bandara Ngurah Rai merupakan pertama kali yang menerapkan teknologi canggih ini.
![]() |
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Harry lalu menerangkan X-Ray ATRS merupakan sistem pemeriksaan penumpang dan bagasi dengan teknologi pemindaian terkini. Selain bermanfaat bagi penumpang, sistem ini juga membantu maskapai untuk mengidentifikasi barang berpotensi bahaya dan mempersingkat antrean.
"Sistem ATRS dilengkapi smartview sistem yang dapat diintegrasikan dengan perangkat penerbangan lainnya seperti body scanner inspection machine dan eksplosif phase detector," terangnya.
Sistem X-Ray ATRS ini telah dioperasikan sejak 1 Juni 2019 lalu, dan telah dipasang 6 unit di Terminal Keberangkatan Internasional. Harry menjamin keberadaan fasilitas ini mampu meningkatkan pelayanan bagi penumpang.
"X-Ray ATRS mampu meningkatkan kapasitas menjadi 300 persen yang semula 215 tray per jam menjadi 645 tray per jam. Dengan adanya ATRS ini Bandara I Gusti Ngurah Rai mampu memberikan jaminan keamanan kepada penumpang, mampu mempercepat proses pemeriksaan, meningkatkan keakuratan pemeriksaan dan meningkatkan screening check point (SCP)," tuturnya.
Tak cuma itu, kini ada 12 unit automatic boarding pass scanner yang tersedia di Terminal Internasional Bandara Ngurah Rai. Selama pengoperasiannya waktu pemmindaian boarding pass bisa lebih singkat dari yang semula 5-6 detik untuk 4 orang menjadi 1-2 detik untuk 12 orang.
Selain itu, Terminal Kedatangan maupun Keberangkatan Internasional Bandara Ngurah Rai kini sudah dilengkapi 16 unit immigration autogate. Fasilitas ini efektif untuk menyaring para turis dari 12 negara di ASEAN, Australia, dan Selandia Baru yang bermasalah ke Indonesia.
"Pengoperasioan autogate Mei-Juni 2019 telah memberikan pelayanan 109.621 ribu penumpang yang akan meninggalkan Indonesia. Sebesar 84,72 persen berhasil melintas, 11,83 ditolak karena masuk indikasi daftar dicekal, overstay, dan bukan masuk negara yang diizinkan melalui autogate atau warga asing yang akan datang bukan melalui tempat pemeriksaan Bandara I Gusti Ngurah Rai. 3,44 persen gagal karena gangguan dalam proses perekaman dan verifikasi biometrik," terangnya.
Di lokasi yang sama Dirjen Imigrasi Ronny F Sompie menuturkan sistem autogate imigrasi telah terintegrasi dengan perekaman data biometrik. Hasilnya para warga negara asing yang sudah memiliki izin tinggal tetap (ITAP) atau izin tinggal sementara (ITAS) bisa lebih singkat melalui proses pemeriksaan keimigrasian.
![]() |
"Tentunya diharapkan bisa mengurangi prnumpukan penumpang terutama saat pemeriksaan keimigrasian. Diharapkan bisa meningkatkan kepuasan masyarakat dalam pemeriksaan keimigrasian di Bandara Internasional Ngurah Rai yang nantinya berdampak baik pada kepuasan wisatawan yang datang ke Indonesia dan juga wisatawan-wisatawan lokal Indonesia," harapnya.
Hingga saat ini ada 12 negara yang bekerja sama dengan Indonesia untuk menerapkan sistem immigration autogate. Di antaranya Brunei, Kamboja, Laos, Timor Leste, Malaysia, Myanmar,Filipina, Singapura, Thailand, Vietnam, Australia dan New Zealand.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini