Pelarangan truk melintas di jalur Kalimalang guna perawatan Jalan KH Noer Ali yang menjadi akses warga Bekasi ke Jakarta ataupun sebaliknya. Selain itu, untuk mencegah terjadinya kemacetan akut.
"Alasannya karena itu tindak lanjut pembatasan 8 ton, karena posisinya (truk melintas Jalan KH Noer Ali) sering terjadi di malam hari. Kemacetan di (tol) Jakarta-Cikampek seringnya di malam hari, truk melintas (Jalan KH Noer Ali) di malam hari, petugas kan cuma sampai pukul 21.00 WIB. Kota Bekasi juga sedang ada pembangunan Tol Becakayu, jadi ada kendala di situ, kalau dilewati tonase besar, ya kemacetan. Pecahnya pipa PDAM yang ada di RS di (Jalan) KH Noer Ali karena beban tonase (truk). Betul kita menghindari kerusakan jalan," ujar Kasi Lalu Lintas Dishub Kota Bekasi, Bambang Putra, ketika dihubungi, Selasa (3/9/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pemasangan portal dilakukan di Jalan Akses Tol Kalimalang, Bekasi Selatan, Kota Bekasi, Selasa (3/9) siang. Lokasi portal berada di samping pintu keluar Tol Kalimalang 2.
"Kalau nggak salah (panjang portal) 8 meter, tingginya 4 meter memang di tulisan (pada portal) 3,8 meter. Bahannya WF 300 dari besi," ujar Bambang.
Sebelumnya, pada Jumat (9/8), portal yang terpasang di Jalan Akses Tol Kalimalang sempat roboh. Bambang menduga portal tersebut roboh usai ditabrak truk.
"Sebelumnya sudah terpasang namun dalam tempo 15 jam itu ditabrak bus dan kontainer, itu menunjukkan adanya pelanggaran," ujar Bambang.
Jika portal yang dipasang kembali ditabrak lagi, maka pihak dishub akan mengevaluasi dan berencana menggunakan besi yang lebih kuat.
"Kalau ditabrak lagi itu kita evaluasi pemasangan (portal) pakai (bahan) ada yang besi high beam, atau (pasang) CCTV. (Besi high beam) ketika ditabrak yang mengalami kerusakan, yang nabrak. Kita pakai sosialisasi yang lebih ringan dulu," tegasnya. (isa/jbr)