Anies Gandeng Perusahan Denmark Tekan Prevalensi Diabetes di Jakarta

Anies Gandeng Perusahan Denmark Tekan Prevalensi Diabetes di Jakarta

Arief Ikhsanudin - detikNews
Selasa, 27 Agu 2019 10:55 WIB
Anies Gandeng Perusahan Denmark Tekan Prevalensi Diabetes di Jakarta
Anies tanda tangan kerja sama dengan Novo Nordisk (Foto: Arief Ikhsanudin/detikcom)
Jakarta - Pemprov DKI Jakarta kembali menggandeng perusahaan farmasi asal Denmark Novo Nordisk untuk menekan prevalensi diabetes di Jakarta. Kerja sama ini merupakan bagian dari program Cities Changing Diabetes (CCD) antara Pemprov DKI dengan Novo Nordisk yang dilakukan beberapa waktu lalu.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan pentingnya kerja sama untuk tahapan action plan ini. Menurut Anies, melalui kerja sama ini, Pemprov dapat memetakan pengelolaan diabetes di Jakarta. Sebab, selama ini banyak warga yang tidak menyadari memiliki penyakit gula darah tersebut.

"Kita mengetahui bahwa masalah diabetes ini menjadi hulu penyakit-penyakit lainnya. Karena itu, bila kita bisa mendeteksi lebih dini dan melakukan langkah pencegahan yang lebih baik maka harapannya tingkat kesehatan di masyarakat menjadi lebih tinggi," ucap Anies usai menandatangani kesepakatan bersama Novo Nordisk di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Selasa (27/8/2019).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ada 154 ribu kasus (diabetes) yang belum ditemukan. Karena, sebagian mereka tidak sadar punya diabetes jadi tidak ke fasilitas kesehatan," imbuhnya.



Anies pun berharap kerja sama dengan Novo Nordisk ini dapat bersinergi dengan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) Provinsi DKI Jakarta untuk menekan angka diabetes. Dia memastikan pemerintah akan menjemput bola agar peningkatan diabetes bisa ditekan.

"Dengan program kita, kita akan mendatangi rumah-rumah. Deteksi lebih awal. Kita jemput bola sehingga yang 154 ribu itu bisa terdeteksi. Kalau sudah, mereka proses pengawalan untuk proses pelayanan kesehatan," pungkasnya.

Dalam kerja sama dengan Novo Nordisk dan Kedubes Denmark ini, Pemprov DKI sendiri telah berhasil memetakan permasalahan pengelolaan diabetes di Jakarta. Hasilnya, ada lima permasalahan utama dalam pengelolaan diabetes di Jakarta di mana salah satunya Jakarta merupakan kota dengan prevalensi diabetes tertinggi di Indonesia.

Vaupel menjelaskan prevalensi diabetes di Jakarta berdasarkan hasil hasil riset kesehatan dasar (Riskesdas) 2018 meningkat dari 2,5% di tahun 2013 menjadi 3,4 % di tahun 2018. Jika dihitung dengan jumlah penduduk Jakarta, sebanyak 10,5 juta, maka orang dengan diabetes di atas 15 tahun mencapai 250 ribu jiwa.

"Jakarta merupakan kota dengan prevalensi diabetes tertinggi di Indonesia dengan jumlah yang terus meningkat namun belum terdiagnosis secara maksimal," ujar VP & GM Novo Nordisk Indonesia, Morten Vaupel.



Kedua, obesitas menjadi faktor tertinggi angka diabetes di Jakarta. Ketiga, underdiagnosed disebabkan rendahnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat mengenai diabetes. Kemudian keempat, fungsi Puskesmas dan Posbindu sebagai gatekeeper masih belum optimal.

"Kelima, tata laksana diabetes masih belum optimal hanya 30 persen diabetes yang mencapai target glikemi," katanya.



Tonton video Setahun Ditinggal Sandi, Anies Berharap Nggak Single Lagi:

[Gambas:Video 20detik]

(mae/imk)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads