Terlebih, jemaah haji gelombang II tinggal menghitung hari untuk pulang ke kampung halaman. Di sisi lain, laporan terkait gangguan kesehatan dan korban meninggal belum juga berhenti.
Baca juga: 342 Jemaah Haji Indonesia Meninggal Dunia |
Menurut dr Edi Supriyatna MKK, Kepala Seksi Kesehatan Daerah Kerja Madinah, usai fase Armuzna (Arafah, Muzdalifah dan Mina) kini saatnya jemaah haji fokus menjaga kesehatan agar pulang dengan selamat bertemu keluarganya di Tanah Air.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Cara sederhana yang bisa dilakukan jemaah adalah tetap menjaga asupan cairan dengan jangan lupa minum air dan makan sesuai anjuran petugas kesehatan, termasuk juga menghindari aktifitas yang berlebihan.
"Semoga dengan demikian bisa menghilangkan lelahnya dan bisa pulang ke Tanah Air dengan selamat," lanjutnya.
Selain itu, dr Edi menjelaskan, ada 4 faktor setidaknya yang menyebabkan jemaah haji mengalami gangguan kesehatan dan kematian.
Pertama adalah air, kedua suhu, ketiga kelelahan, keempat adaptasi. Adapun jumlah kematian yang tinggi saat ini sebagian besar dipicu oleh kelelahan.
"Itu yang disebut fatigue death," tegas dr Edi saat dihubungi detikcom.
Ia menjelaskan, pada jamaah lansia atau jemaah haji yang memiliki faktor risiko internal seperti hipertensi, riwayat jantung iskemik, kencing manis, dan penyakit paru obstruktif kronis apabila kelelahan (exhausted) dan diperparah dengan suhu panas serta kurang minum maka bisa terserang fatigue death.
"Jadi konvergensi penyakit metabolik pada risti (risiko tinggi), plus lingkungan panas-kering, plus kelelahan, itulah penyebab kematian," pungkasnya.
Baqi, Peristirahatan Terakhir Keluarga Nabi hingga Jemaah Haji RI:
(aan/aan)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini